Mohon tunggu...
Julianda
Julianda Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN RMS SURAKARTA/MAHASISWA

tenis meja

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku "Menapak Jejak Poligami Nabi SAW" Karya Abdul Mutakabbir

14 Maret 2024   11:10 Diperbarui: 14 Maret 2024   11:17 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

12. Maimunah bint al-Haris al-Hilaliyah

13. Syah bint Rafa'ah

14. Asma' bint al-Nu'man

15. Al-'Aliyah bint Zabyan

            Dari lima belas perempuan tersebut, hanya sebelas orang yang pernah menjadi istri Nabi Muhammad SAW. Hal ini karena Sayyidah Khadijah, yang wafat terlebih dahulu, tidak dibahas dalam konteks poligami Nabi SAW. Oleh karena itu, jumlah istri Nabi SAW yang tersisa adalah sebelas orang. Tiga nama terakhir dari istri Nabi SAW (urutan ke-13, 14, dan 15) diceraikan sesuai dengan tuntunan syariat dan tidak disebut sebagai Ummahat al-Mu'minin.

            Dengan mempertimbangkan peran kenabian yang diemban oleh Nabi Muhammad SAW, terdapat dugaan yang kuat bahkan dapat dipastikan bahwa Maria bukanlah seorang budak, melainkan istri yang telah dimerdekakan dengan status yang sama dengan istri-istri Nabi SAW yang lain. Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa Maria adalah istri Nabi SAW adalah kelahiran seorang bayi laki-laki bernama Ibrahim bin Muhammad SAW dari rahimnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Maria al-Qibti adalah istri sah Nabi Muhammad SAW yang memiliki status Ummahat al-Mu'minin seperti istri-istri yang lainnya.

Rumah Tangga Monogamis 

Isteri Kedua : Saudah Binti Zum'ah 

            Nama lengkap Saudah bint Zum'ah ibn 'Abd al-Syams ibn Abdud dari suku Quraisy Amiriyah. Ia dikenal sebagai seorang yang memiliki otak cemerlang dan pandangan luas. Adapun suami pertamanya adalah Sakran ibn 'Amr, termasuk orang pertama kali menerima hidayah ilahi. Sakran memeluk Islam bersama kelompok dari Bani Qais ibn 'Abd al-Syams. Pada tahun ke sepuluh masa kenabian, yang dikenal sebagai 'am al-huzn atau tahun kesedihan, dalam perjalanan dakwah dan penyebaran Islam, Nabi Muhammad SAW mengalami kehilangan dua sosok yang sangat dicintainya dan menjadi pelindung dalam mengembangkan agama Allah SWT, yaitu Abdul Muttalib dan Sayyidah Khadijah. Kehilangan keduanya membuat tahun tersebut dikenal sebagai 'am al-huzn. Dalam suasana berkabung, Nabi Muhammad SAW mempertimbangkan untuk kembali ke Taif dengan harapan dapat diterima dan dibantu oleh penduduknya dalam menjalankan misi dakwah. Namun, yang sebenarnya terjadi adalah penolakan dan penganiayaan yang sangat tidak manusiawi terhadap beliau. Setelah mengalami serangkaian peristiwa tersebut, Allah SWT bermaksud untuk menghibur Nabi Muhammad SAW. Meskipun Nabi Muhammad SAW menikahi Saudah untuk melindunginya dari siksaan yang dialami oleh kaum Quraisy, termasuk keluarganya, serta untuk memuliakan kedudukannya, seiring berjalannya waktu, Saudah merasa bahwa dirinya menjadi beban bagi Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, Saudah meminta izin kepada Nabi Muhammad SAW untuk tetap tinggal di rumahnya sendiri dan melepaskan diri dari hak dan kewajibannya sebagai istri Nabi Muhammad SAW.

Saudah merasa bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk terus mendampingi Nabi Muhammad SAW. Namun, penting untuk dicatat bahwa permintaan Saudah tersebut tidak berarti bahwa ia memutuskan untuk tidak lagi menjadi istri Nabi Muhammad SAW. Saudah masih ingin tetap menyandang status sebagai Istri Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW menikahi Saudah binti Zum'ah atas alasan lain juga, yaitu untuk menyelamatkan hidupnya dari ancaman musuh-musuh yang bisa mengancamnya. Karena keluarganya masih memeluk agama musyrik dan kafir, Nabi Muhammad SAW khawatir bahwa jika Saudah kembali kepada keluarganya setelah wafatnya suaminya, Saudah akan menghadapi siksaan yang bisa menggoyahkan keyakinannya. Selain itu, dengan menikahi Saudah, Nabi Muhammad SAW juga ingin menciptakan lingkungan keluarga yang stabil dan memberikan panutan bagi anak-anaknya, sehingga Saudah juga berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus anak-anak Nabi Muhammad SAW.

Rumah Tangga Monogamis 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun