Mohon tunggu...
Just Riepe
Just Riepe Mohon Tunggu... Guru (Honorer) -

I am a simple people (Reading, writing, singing, watching, traveling)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Ujung Penantian

30 Desember 2016   20:11 Diperbarui: 30 Desember 2016   20:39 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Radish! Kenapa Lo jadi gini, Heh?!" tanyanyasetelah membalikkan badan menghadapku. Matanya tajam. Aku buru-buru menariktanganku, dan menarik nafas. 

"Rif, maafkan aku, bulan-bulan kemarin aku benar-benarsibuk. Kuliahku padat, juga tugas dan praktikum. Itu sangat menyita waktu danenergi, apalagi menjelang UAS, aku harus banyak mempersiapkan diri. Sebenarnyaaku sudah berniat untuk ke warnet. Tapi karena kesibukan-kesibukan itu,akhirnya jadi tertunda terus. Dan tentang sms-mu kemarin, aku sedang di bis,dalam perjalanan pulang, dan aku sedang tidak punya pulsa. Jadi maaf, kalau akubelum sempat jawab," jelasku panjang lebar. Semoga dia bisa menerima.

"Bukan itu!!"

"Lalu apa?! Semua sudah aku jelaskan. Dan sekarang akuminta maaf, kalau karena kelalaianku, kamu jadi marah. Aku janji, setibanya diBandung, aku langsung baca mail kamu, dan membalasnya." Aku berusaha tetaptenang dan meyakinkannya.

"Ini... !!" kata Rifan sambil menarik jilbabku. 

Astaghfirullohal adzim.Jarum-jarum itu kembali menusuk-nusuk hatiku, dan jumlahnya lebih banyak,mungkin jutaan atau bahkan milyaran. Yang aku rasakan, hatiku teramat sangatpedih. Aku ingin menangis. Tentang kemarahannya padaku, aku masih bisa terima.Tapi hal yang baru saja dilakukannya, sangat membuat aku marah. Aku sungguhtersinggung. Aku merasa dihinakan. Aku sangat tidak terima.

"Aku mau berangkat. Assalamu'alaikum." Lebih baik aku tinggalkan dia. Aku pun segera pergi. Airmataku hampir jatuh, tak tertahankan lagi.

"Radish...! Gue gak mau kehilangan Lo!! Gue mau Lo jadipacar gue...!!" teriak Rifan kencang. "Radish....!"

"Radish...!" Rifan memanggil namaku. Tapi aku takpeduli.

***

Bis melaju dengan kecepatan sedang. Aku terdiam. Teringatkejadian yang baru saja aku alami. Rifan. Aku hampir tidak percaya kalau yangtadi itu adalah dia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun