Mohon tunggu...
Joyce Silvia
Joyce Silvia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

hiii kompasianer !!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Terduga

30 September 2022   20:33 Diperbarui: 30 September 2022   20:36 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"hah ? huhagfadhsjjg ?"
Ucap Bapak Tua tersebut bertanya kepada para supir taksi.

"Hah ? hgdsyhuggujjjb "
Balas salah satu supir taksi dengan ucapan tidak jelas mengikuti sang bapak tua, seolah-olah dia sedang mengolok-ngolok bapak tua tersebut. Mereka semua pun akhirnya tampak tertawa bersama.

Aku yang melihat hal itu merasa kesal, namun tidak bisa melakukan hal apapun karena jujur hal itu sedikit membuatku takut. Aku pun berusah menenangkan diriku dengan mengalihkan pandangan ke arah lain dan ikut mengobrol dengan Kyla dan Kika. Tiba-tiba ketika sedang asik mengobrol sang bapak tua tadi sudah berada duduk di samping kami bertiga. Ia pun menaruh karung yang sepertinya berisi botol-botol bekas di bawah kakinya.

"Kalian lagi nunggu damri ya neng ?" Tanya bapak tua tersebut, dan tentu saja hal tersebut membuatku sangat terkejut. Ternyata ia bisa berbicara dengan baik dan benar, mungkin apa yang dia lakukan tadi bersama supir taksi lain hanyalah untuk bercanda. Tapi tetap saja hal itu aneh apapun alasanya.

"Hehehe iya pak, kami lagi nunggu damri." Ucap Kika

"Jam segini masih lewat ga ya Pak damri nya, apa udah ga ada." Tanyaku sedikit ragu kepada Bapak tersebut karena aku masih kaget.

"Waduh jam segini biasanya udah ga ada yang lewat neng. Lagian emangnya kalian semua dari mana ?"
Tanya Bapak tersebut.

"Kami dari Padalarang Pak."

"Jauh juga ya, kalian mau saya ramal tidak ? saya bisa meramal loh."
Ucapan bapak tua tersebut membuat kami semakin takut dan terheran-heran. Apa maksud dari perkataanya itu. Kami bertiga hanya menanggapi nya dengan senyuman. Dirasa apa yang sedang terjadi membuat perasaan ini tidak nyaman apalagi dengan gerak-gerik bapak tersebut yang aneh. Kami pun saling memberi kode untuk megecek hp masing-masing, membicarakan bagaimana caranya agar kami dapat pergi dari tempat itu.

Dalam chat group selagi mendengarkan ocehan bapak tua tersebut, kami membuat rencana atau misi dimana aku menyarankan agar Kika melakukan acting dimana ia sedang di telpon mamanya. Semua rencana tersebut kami tuangkan dalam chat group yang ada, selama saling memberikan pesan di chat suasananya terasa semakin tidak nyaman. Aku pun memberi kode kepada Kika untuk segera melakukan acting tersebut agar kita bisa pergi menjauh dari sang bapak tua itu. Kika yang mengerti pada kode yang aku berikan pun langsung menjalankan rencana yang sudah kami buat.

"Halo mah, oh udah nyampe di tempat biasa ngejemput ? oke deh ini Kika, Joyce, sama Kyla mau kesitu kok."
Ucap Kika dengan gesture seolah-olah sedang menelepon Ibunya. Harus ku akui acting dia cukup bagus untuk seseorang yang tidak memiliki basic dalam dunia per - acting - an. Setelah itu pun kami segera berdiri dari tempat duduk tersebut, seolah mengerti sang Bapak tua itu pun ikut berdiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun