- Berjiwa mulia, Seharusnya orang alim menjauhkan diri dari hal-hal yang remeh serta tidak mengelilingi pintu-pintu kebesaran dan penguasa bagai peminta-minta yang buta.
- Vokal dalam menyampaikan kebenaran, Karena jihad yang paling utama adalah menyampaikan kalimat yang hak di hadapan penguasa alim.
- Berpenampilan baik, Hal ini agar menjadikan seorang mufassir berwibawa dan terhormat dalam semua penampilannya, juga dalam cara duduk, berdiri, dan berjalan. Namun sikap ini hendaknya murni dari diri sendiri bukan sebagai paksaan.
- Bersikap tenang dan mantap, Mufassir hendaknya tidak tergesa-gesa dalam hal berbicara atau pun perbuatan tetapi hendaknya berbicara dengan jelas, tenang, dan mantap agar orang yang mendengarnya memahami apa yang dikatakan dan tidak ragu akan ketetapan yang dihasilkan seorang mufasiir.
- Mendahulukan orang yang lebih utama, Seorang mufassir hendaknya tidak boleh merendahkan dan mengabaikan ketika mereka telah wafat. Akan tetapi hendaknya seorang mufassir belajar dari mereka yang lebih pandai dan belajar dari karya-karya mereka.
- Mempersiapkan dan menempuh langkah-langkah penafsiran secara baik, Penafsiran hendaknya dilakukan dengan melakukan persiapan sebelumnya dan melakukan langkah-langkah penafsiran dengan baik. Misalnya dengan memulai dengan menyebutkan asbab al-nuzul, arti kosakata, menerangkan susunan kalimat, menjelaskan segi-segi balaghah dan i'rab yang padanya bergantung penentuan makna. Kemudian menjelaskan makna umum dan menghubungkannya dengan kehidupan umum yang sedang dialami umat manusia pada masa itu dan kemudian mengambil kesimpulan dan hukum.
C. Adab-adab Terhadap Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan sebagai petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia. Sebagai kalam Allah yang suci, Al-Qur'an memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Oleh karena itu, interaksi dengan Al-Qur'an tidak hanya sekadar membaca teksnya, tetapi juga memerlukan penghormatan dan penghayatan yang mendalam. Berikut adalah pembahasan lengkap mengenai adab-adab terhadap Al-Qur'an:
- Niat yang Ikhlas: Niat yang ikhlas adalah syarat utama dalam setiap amal ibadah, termasuk membaca atau mempelajari Al-Qur'an. Seorang Muslim harus berniat semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah, bukan untuk tujuan duniawi seperti pujian atau penghormatan dari orang lain.Â
- Berwudhu dan Dalam Keadaan Suci: Sebelum menyentuh mushaf Al-Qur'an, seseorang diwajibkan dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar. Wudhu adalah bentuk penghormatan kepada Al-Qur'an sebagai kitab suci.Â
- Membaca di Tempat yang Bersih dan Tenang: Al-Qur'an tidak boleh dibaca sembarangan di tempat yang kotor atau tidak layak. Pilihlah tempat yang bersih dan tenang agar dapat membaca dengan penuh kekhusyukan. Tempat yang tenang membantu seseorang untuk fokus memahami ayat-ayat Al-Qur'an.