Panitia reuni membagi peserta yang hadir menjadi beberapa kelompok. Pembagian dilakukan dengan cara berhitung. Peserta yang berhitung dengan angka yang sama diminta bergabung jadi satu kelompok. Kita yang duduk berdekatan, otomatis terpisah.Â
"Aku salah perhitungan ternyata," batinku.
Aku berpikir, kalau kita satu kelompok maka akan banyak waktu untuk bersama. Tetapi ya sudahlah, aku hanya berani melihatmu dari jauh.
Sampai saat penutupan acara, tiba-tiba kau menghilang. Yang kutemui hanya Rema. Kutanyakan nomor kontakmu kepada Rema. Tapi dia tak memiliki nomor kontakmu.
"Aku jarang komunikasi dengannya, Fariz. Kukira kau bertemu tadi sudah menyimpan kontak Lodi," ujar Rema.
Kuhela napas panjang. Kupikir, aku sia-siakan kesempatan untuk dekat denganmu lagi, Mey.
"Coba kamu cari di grup alumni, Fariz!" usul Rema.
Kutepuk dahi.Â
"Iya ya. Kenapa aku tak berpikir nyari nomor kontaknya di grup?"Â
Aku gelengkan kepala, mengingat kebodohanku. Kubuka handphone dan mengklik aplikasi WhatsApp. Kucari nama grup alumni SMA.Â
Ada ratusan anggota di sana. Namun sampai anggota terakhir yang hanya tercantum nomor saja, tak kulihat foto profilmu. Ku-scroll berulang, tetap saja tak kutemukan.