Harimau kecewa lagi. Anak kelinci yang dihadapinya ternyata cukup pintar. Namun harimau pantang menyerah. Dia akan kembali esok hari dengan rencana yang lebih bagus dan matang. Untuk sementara, harimau tidur dulu.
Sementara anak-anak kelinci berunding untuk menghadapi harimau. Mereka yakin bahwa harimau akan kembali lagi. Padahal ibu dan bapaknya pulang esok sore.
**
Keesokan paginya. Harimau telah bersiap menuju rumah keluarga kelinci. Telinganya telah disulapnya menjadi warna putih. Dengan percaya diri harimau berjalan menuju rumah keluarga kelinci. Dia yakin bahwa kali ini rencana untuk menikmati daging kelinci akan segera terwujud.
Sampailah harimau di depan pintu rumah kelinci. Dia mengetuk pintu secara pelan. Tak lupa ditunjukkannya telinganya yang putih dan dua helai daun berwarna putih.
Anak kelinci melihat dua pasang telinga yang muncul di depan jendela rumahnya.
"Aneh sekali, kak. Telinganya memang putih tetapi kok tidak panjang seperti telinga ibu, bapak dan kita...", ujar kelinci bungsu.Â
Dua kakaknya mengangguk. Akhirnya mereka bertiga bersiap melakukan rencananya. Si bungsu menuju atap rumah. Si sulung tiduran di atas tempat tidur. Dan si tengah bersembunyi di bawah tempat tidur.
Sebelum tiduran, si sulung menarik tali yang terhubung ke pintu. Terbukalah pintu rumah mereka. Sementara dia bersembunyi di bawah selimut kesayangannya.
Harimau tentu saja langsung masuk rumah kelinci. Namun tak dijumpainya tiga kelinci yang diincarnya. Dia memandang ke beberapa sudut rumah. Tepat di atas dipan terlihat kain yang bergerak.
Harimau mendekati dan membuka kain itu. Dilihatnya kelinci gendut dan lucu di sana.