Ketika pintu diketuk, kelinci tertua ingat kesepakatan dengan orang tuanya. Oleh karenanya dia akhirnya berkata kepada si pengetuk pintu rumah mereka.
"Ah...iya, bu. Tapi tolong tunjukkan telinga ibu ke jendela rumah..."
Segera pengetuk pintu ---harimau--- menunjukkan telinganya. Anak- anak kelinci segera mengenali kalau telinga itu bukan telinga ibunya.
"Kau pasti bukan ibu kami. Apalagi ibu kami tadi berangkat bersama bapak, pasti pulangnya juga bersama- sama..."
Harimau menyadari kekeliruannya. Dia meninggalkan rumah keluarga kelinci. Dia memikirkan bagaimana cara untuk menyamar menjadi ibu dan bapak kelinci.
**
Hari berikutnya, harimau telah menemukan cara untuk menjadi ibu dan bapak para kelinci itu.Â
Harimau kembali lagi ke rumah keluarga kelinci. Seperti halnya hari pertama kemarin, harimau mengetuk pintu dengan hati- hati. pintu rumah keluarga kelinci.
"Bukakan pintu, nak. Ini ibu dan bapak sudah berada di depan rumah..."
Anak kelinci memperhatikan dengan seksama. Di depan jendela rumah terlihat dua pasang telinga. Namun setelah diperhatikannya, warna telinganya sangat berbeda.
"Kalian pasti bukan ibu dan bapakku. Warna telinga ibu dan bapak tidak hitam seperti itu. Warnanya putih..."Â