Niat dari mayoritas Parpol merayu PDIP agar mendukung Risma, harusnya dipelajari secara serius oleh PDIP. Karena belum tentu mereka benar-benar menampilkan wajah “kekeluargaan” kepada PDIP. Bukan pula niatan tersebut semata-mata karena "Asal Bukan Ahok" (AsBAk).
Sebenarnya ada strategi jangka panjang mencakup nasional yang saat ini dipikirkan oleh mereka. Karena jika PDIP dukung Ahok dan Ahok menang, maka sebenarnya Pemilu 2019 telah selesai dengan kemenangan PDIP.
3. Pemilu 2019?
Menurut saya, keputusan PDIP di Pilgub DKI akan sangat menentukan bagaimana PDIP akan meraih suara kemenangan dalam Pemilu 2019.
Apabila partai banteng moncong putih berpikir cerdas dan tidak ber-spekulatif, maka lebih baik bagi mereka untuk mendukung incumbent tetap menjadi DKI 1. Ada beberapa alasan positif bagi PDIP untuk hal ini:
a. Potensi menang lebih besar, meskipun potensi Risma menang juga terbuka
Salah satu faktor kegalauan banyak partai sehingga membentuk koalisi besar, adalah karena hampir tidak ada lawan yang seimbang bagi Ahok. Hal tersebut juga tercermin dari hasil beberapa lembaga survey akhir-akhir ini. Bahkan jika dilihat, hanya Gerindra yang memunculkan kadernya sebagai kandidat (masih mungkin juga sebagai DKI 2).
Bandingkan dengan Pilkada 2012 lalu, dimana hampir semua partai mengeluarkan kader jagoannya.
Memang bukan berarti potensi Risma untuk menang tidak ada. Peluang itu juga cukup besar, apalagi akhir-akhir beliau menjadi media darling, hal yang sama juga menjadi faktor penentu kemenangan Jokowi –Ahok dulu.
b. Menghindari perpecahan di akar rumput
Kader PDI P di medsos banyak yang mengatakan, posisi mereka serba sulit jika akhirnya PDIP mendukung Risma. Rasa suka kepada Ahok selama membuat mereka dilema, dan mungkin mereka akan berhadap-hadapan dengan teman lainnya yang mendukung Risma.