Mohon tunggu...
Johan Saputro
Johan Saputro Mohon Tunggu... Lainnya - Pranata Humas Pemkab Grobogan

Alumni Mahasiswa Ilmu Komukasi UIN Suka--Yogyakarta. Pengagum pemikiran Cak Nur, Gus Dur dan Cak Nun. Masih tahap proses pencarian, pemaknaan tentang "hening". Belajar mengerti, memahami dan menghayati "hening", karna dalam "hening" Aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki dalam Genangan Kenangan

23 Februari 2016   22:30 Diperbarui: 23 Februari 2016   23:03 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu masih menggenggam tanganku. Menatapku. Kemudian kamu mengalihkan pandanganmu ke jendela yang ada di samping bangku kita. Kamu kembali menatapku penuh pengertian.

“Maria, aku tak pernah meragukan ketulusan, empati, dan kepedulianmu”, bisik batinku.

Suasana menjadi begitu hening. Untuk sesaat hanya ke-diam-an yang tercipta.

Tiba-tiba ku lihat matamu berkaca-kaca. Ada butir air menetes dari matamu. Aku mengusapnya, membelai-belai pipimu. Berusaha membantu menyingkirkan keresahanmu atasku.

“Aku tidak apa-apa Maria”, ucapku lirih.

Aku menganggukkan kepala. Tersenyum.

“I’m O.K, Maria”, kataku tanpa suara, hanya berupa gerakan bibir saja.

Kamu menggelengkan kepala. Menatapku.

“You’re not O.K”, katamu tanpa suara, hanya berupa gerakan bibir saja.

Kamu menyeka pipimu. Merapikan hijabmu. Membenahi posisi dudukmu. Beberapa kali kamu menarik napas begitu dalam, dan lalu menghembuskannya perlahan. Kamu menggenggam tanganku lagi. Menatapku begitu dalam.

“Entah kenapa ya Jon, sebagian besar pria bersikap terlalu kekanak-kanakan dalam menghadapi kenangan-kenangan masa lalu mereka. Mereka begitu mengagungkannya. Mereka bagai pengidap masochist yang begitu menikmati luka-luka hati mereka. Mereka mengira itu suatu tindakan heroik, dengan berdasar atas nama cinta dan kesetiaan. Itu bukanlah tindakan heroik. Itu adalah pen-zalim-an terhadap diri sendiri. Ku harap kamu bukan dari sebagian mereka Jon”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun