Mohon tunggu...
Johan Saputro
Johan Saputro Mohon Tunggu... Lainnya - Pranata Humas Pemkab Grobogan

Alumni Mahasiswa Ilmu Komukasi UIN Suka--Yogyakarta. Pengagum pemikiran Cak Nur, Gus Dur dan Cak Nun. Masih tahap proses pencarian, pemaknaan tentang "hening". Belajar mengerti, memahami dan menghayati "hening", karna dalam "hening" Aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki dalam Genangan Kenangan

23 Februari 2016   22:30 Diperbarui: 23 Februari 2016   23:03 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jon, aku tahu betapa kamu sangat mencintainya. Tapi Jon, hati itu ibarat air. Ia harus terus mengalir, jika ia sampai tak mengalir ia akan menjadi genangan. Kau tahu kan Jon, air yang menggenang bisa menjadi sumber penyakit dan bau busuk.”

Aku masih terdiam. Kebisuan seolah membungkamku.

“Sudah tiga Jon, ku rasa itu sudah waktu yang sangat cukup melelahkan untuk berdiam diri dan menunggu. Sudah saatnya kamu mengalir Jon.”

Tak ada lagi kata-kata. Tak ada lagi suara-suara. Seolah kita bersepakat untuk memberikan keheningan mengambil alih kuasa. Hingga tak terasa malam telah begitu larut, dan kita pun sepakat untuk menyudahi pertemuan yang telah tercipta.

“Aku sayang kamu Jon”, katamu mengakhiri pertemuan kita.

***

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun