Aku menangis dan hanya terdiam.
Keesokan harinya, tetanggaku membeli scooter, mainan hits pada zaman saat itu. Aku hanya melihatnya dari jendela, aku tidak berniat untuk meminjamnya. Hanya saja, temanku yang menawarkan,
"Azka, mau pinjem?"
Aku yang dengan sumringah menerima tawarannya itu. Namun lagi-lagi orang tuanya berteriak,
"De pulang! Scooternya jangan dipinjemin azka nanti rusak"
Aku yang kembali lari masuk ke dalam rumah menangis di kamar. Saat itu hanya ada kaka dan ibu ku. Mereka mendengar semua perkataan tetanggaku itu. Kemudian mereka bertanya,
"Mau beli scooter?"
Aku hanya menangis terdiam dan mengangguk.
"Nanti kita beli. Jangan nangis ya, sekarang beli"
Mungkin Ibu dan Kakakku merasa sakit hati saat itu mendengar anak dan adik bontotnya di hina.
Aku menunggu dengan kakak pertamaku dirumah, dan Ibu ku membeli scooternya saat itu juga. Saat mereka datang, aku menyambutnya.