Panopticon menyoroti bagaimana adanya pemantauan yang terus-menerus dapat menciptakan perasaan disiplin internal dan pengawasan diri pada individu yang diamati. Konsep ini telah diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk institusi penjara, pendidikan, dan tempat kerja. Namun, penting untuk mencermati isu-isu privasi, kebebasan individu, dan penyalahgunaan kekuasaan yang mungkin timbul dalam penerapan Panopticon dalam kehidupan nyata.
Salah satu aspek penting dari konsep Panopticon adalah kekuasaan yang terkandung di dalamnya. Dalam struktur Panopticon, kekuasaan tidak hanya dimiliki oleh individu atau institusi yang melakukan pemantauan, tetapi juga oleh individu yang menjadi objek pemantauan. Individu yang diamati menjadi terpapar pemantauan dan pengawasan yang konstan, yang pada gilirannya mempengaruhi perilaku mereka.
Aspek penting lainnya adalah internalisasi pengawasan. Dalam Panopticon, individu cenderung menginternalisasi pemantauan yang ada di sekitar mereka. Mereka mengatur perilaku mereka sendiri dengan asumsi bahwa mereka selalu diawasi, bahkan jika tidak ada pengawas yang nyata. Oleh karena itu, pemantauan eksternal yang mungkin berubah menjadi pemantauan internal yang mengatur perilaku individu.
Selain itu, konsep ini juga menyoroti pentingnya struktur fisik dan arsitektur dalam menciptakan kekuasaan dan pengawasan. Bangunan Panopticon dirancang secara khusus untuk memfasilitasi pengawasan yang efektif. Struktur bangunan dan penempatan ruang yang dirancang dengan cermat memberikan kekuatan dan kendali kepada pengawas.
Aspek penting lainnya adalah efek psikologis yang dihasilkan dari keadaan tak terduga. Keadaan ini menciptakan ketidakpastian dan kecemasan di antara individu yang diamati. Mereka merasa bahwa mereka selalu berpotensi diawasi, yang secara tidak langsung mempengaruhi perilaku dan kepatuhan mereka terhadap aturan dan norma yang ditetapkan.
Pendapat para ahli tentang Aplikasi Pemikiran Panopticon Jeremy Bentham :
Aplikasi pemikiran Panopticon Jeremy Bentham telah menjadi subjek diskusi dan analisis oleh banyak para ahli dalam berbagai bidang. Berikut adalah beberapa pendapat yang diajukan oleh para ahli tentang aplikasi pemikiran Panopticon:
Michel Foucault: Foucault adalah salah satu ahli yang paling terkenal dalam menganalisis konsep Panopticon. Menurut Foucault, Panopticon adalah representasi dari kekuasaan dan kontrol dalam masyarakat modern. Ia menganggap Panopticon sebagai bentuk disiplin yang menghasilkan pengawasan internal dan pengaturan perilaku individu.
David Lyon: Lyon, seorang ahli dalam studi tentang surveilans dan masyarakat digital, mengaitkan konsep Panopticon dengan era digital. Menurutnya, teknologi pemantauan dan pengumpulan data yang terus berkembang dalam era digital menciptakan lingkungan yang mirip dengan Panopticon. Ia berpendapat bahwa pemantauan elektronik dan pengumpulan data dalam kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan efek Panopticon, di mana individu merasa selalu terpantau dan mengatur perilaku mereka sendiri sebagai respons.
Mark Poster: Poster menyajikan pandangan kritis tentang aplikasi Panopticon dalam masyarakat digital. Ia berargumen bahwa dalam era digital, pemantauan bukan hanya dilakukan oleh pemerintah atau institusi kekuasaan, tetapi juga oleh individu lain dalam bentuk pengawasan sosial dan pengumpulan data oleh perusahaan teknologi. Ia menekankan perlunya kesadaran akan potensi penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran privasi dalam konteks aplikasi Panopticon.
Thomas Mathiesen: Mathiesen, seorang ahli teori penjara dan kontrol sosial, berpendapat bahwa aplikasi Panopticon dalam sistem penjara memiliki efek yang merugikan. Menurutnya, pemantauan yang terus-menerus dalam sistem penjara dapat menyebabkan penurunan harga diri, penekanan, dan pemiskinan sosial bagi tahanan. Ia menyoroti perlunya perubahan paradigma dalam sistem hukuman untuk menghindari efek negatif dari aplikasi Panopticon.