Charles Sanders Peirce
Charles Sanders Peirce adalah seorang filsuf, matematikawan, dan ilmuwan Amerika Serikat yang dianggap sebagai salah satu pendiri disiplin ilmu semiotika. Dia mengembangkan teori tanda yang kompleks dan luas, dan memandang semiotika sebagai cabang filsafat.
Menurut Peirce, tanda terdiri dari tiga komponen: representamen (sesuatu yang menghasilkan efek pada pengamat), objek (hal yang direpresentasikan), dan interpretan (pengertian yang dihasilkan dari representasi). Ia mengemukakan bahwa tanda merupakan suatu sistem yang menghubungkan representamen, objek, dan interpretan.
Peirce juga membedakan antara tiga jenis tanda, yaitu ikonik, indeksikal, dan simbolik. Tanda ikonik adalah tanda yang memiliki hubungan visual atau fisik yang dekat dengan objek yang direpresentasikan, seperti gambar atau foto. Tanda indeksikal adalah tanda yang memiliki hubungan fisik atau kausal dengan objek yang direpresentasikan, seperti jejak kaki di atas tanah atau asap yang menunjukkan adanya kebakaran. Tanda simbolik adalah tanda yang mengandung makna yang berasal dari konvensi sosial, seperti bahasa atau sistem simbol matematika.
Menurut Peirce, dalam memahami komunikasi dengan pendekatan semiotika, penting untuk memperhatikan konteks sosial dan budaya di mana tanda digunakan. Ia menganggap bahwa tanda tidak dapat dipahami secara terisolasi, tetapi selalu terkait dengan konteks sosial dan budaya yang melingkupinya.
Selain itu, Peirce juga menekankan pentingnya metode ilmiah dalam memahami semiotika. Dia menganggap bahwa semiotika harus didasarkan pada observasi dan pengujian empiris untuk menentukan hubungan antara tanda, objek, dan interpretan.
Dalam pandangannya, cara memahami komunikasi dengan pendekatan semiotika melibatkan pemahaman terhadap tiga komponen tanda, yaitu representamen, objek, dan interpretan, serta memperhatikan konteks sosial dan budaya di mana tanda digunakan.
Jean Baudrillard
Jean Baudrillard adalah seorang filsuf Prancis yang dikenal sebagai salah satu ahli teori kritis yang membahas tentang simulasi, media massa, dan konsumsi di era pasca-modern. Dalam konteks semiotika, Baudrillard menekankan pentingnya konsep simulasi sebagai suatu fenomena yang mendefinisikan realitas kita.
Menurut Baudrillard, dalam era pasca-modern, manusia hidup dalam dunia yang semakin tergantung pada representasi dan simulasi. Realitas itu sendiri tidak lagi menjadi sesuatu yang dapat dipercaya atau didefinisikan dengan pasti, melainkan lebih tergantung pada representasi yang dibuat oleh media massa, teknologi, dan sistem sosial-politik. Dalam hal ini, Baudrillard menolak pandangan bahwa tanda dan makna adalah suatu hal yang stabil atau pasti, dan lebih menekankan pada peran dari simulasi dalam mempengaruhi realitas.
Menurut Baudrillard, simulasi dapat dimengerti sebagai suatu proses di mana realitas dihasilkan melalui pemrosesan tanda-tanda dan makna-makna yang konstruktif. Dalam hal ini, tanda-tanda dan makna tidak hanya mewakili suatu hal yang ada dalam realitas, tetapi juga berperan dalam membentuk realitas itu sendiri. Oleh karena itu, realitas tidak dapat dipahami hanya melalui analisis tanda dan makna saja, tetapi juga melalui pemahaman terhadap proses konstruksi dari simulasi itu sendiri.