Legawa: Kerelaan
Prinsip legawa mengajarkan untuk melepaskan segala bentuk keinginan untuk mengontrol atau memaksakan kehendak. Pemimpin yang menerapkan prinsip ini tidak akan terobsesi untuk mengendalikan segala hal dan akan lebih mudah untuk bekerja sama dengan orang lain demi mencapai tujuan yang lebih besar. Mereka tidak akan mengambil langkah-langkah yang merugikan orang lain demi mempertahankan kekuasaan atau kepentingan pribadi.
Pendekatan Komunitas Berbasis Kebatinan
Selain upaya individu, pencegahan korupsi juga dapat dilakukan melalui pendekatan berbasis komunitas yang mengedepankan nilai-nilai kebatinan. Komunitas yang berbasis kebatinan ini dapat menjadi ruang untuk berbagi pengalaman, mendukung transformasi pribadi, dan memperkuat komitmen terhadap integritas.
Kelompok Dukungan Berbasis Kebatinan
Kelompok dukungan berbasis kebatinan dapat dibentuk di lingkungan kerja atau komunitas masyarakat untuk membantu anggotanya menjaga komitmen terhadap nilai-nilai moral dan spiritual.Â
Dalam kelompok ini, anggota dapat saling berbagi pengalaman dan memberi dukungan satu sama lain dalam menghadapi godaan atau tantangan yang dapat menyebabkan perilaku koruptif. Kelompok ini akan memperkuat rasa tanggung jawab dan integritas di antara anggotanya, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan bebas dari praktik korupsi.
Kepemimpinan Transformasional Berbasis Kebatinan
Pemimpin yang menghayati nilai-nilai kebatinan akan menginspirasi orang lain melalui keteladanan. Kepemimpinan yang berbasis kebatinan tidak hanya berfokus pada pencapaian tujuan organisasi atau institusi, tetapi juga pada pembentukan karakter yang kuat dan berintegritas. Pemimpin seperti ini akan menciptakan budaya organisasi yang transparan, jujur, dan bebas dari korupsi.
Menciptakan Budaya Anti-Korupsi
Pemimpin yang memahami dan menerapkan nilai-nilai kebatinan akan menciptakan budaya organisasi yang anti-korupsi. Mereka akan memastikan bahwa keputusan-keputusan yang diambil selalu mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghindari segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan.Â
Pemimpin seperti ini akan mengedepankan prinsip-prinsip moral dan spiritual dalam setiap kebijakan yang diambil, sehingga organisasi atau lembaga yang mereka pimpin akan memiliki integritas yang tinggi dan dihormati oleh masyarakat.