Mohon tunggu...
Jelita Srinita
Jelita Srinita Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Mengerjakan tugas

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perjuangan Slamet Riyadi

10 November 2021   13:07 Diperbarui: 10 November 2021   13:09 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Tapi saya tetap tidak mau dan tidak akan melakukannya", 

"Baiklah jika itu pilihanmu", lalu salah satu tawanan dipukuli oleh beberapa orang dari pasukan Slamet Riyadi, tawanan yang dipukili sudah pingsan dan berlumuran dengan darah ditubuhnya. Dan sang tawanan yang kedua mengatakan kepada sang komandan untuk mengikuti saja apa yang telah diperintahkan oleh pasukan Slamet Riyadi. 

"Komandan jika kita tidak mengikuti apa yang mereka inginkan kita akan berakhir seperti dia, mungkin lebih dari itu, saya masih ingin tetap hidup, saya tidak mau hidup saya berakhir disini, tolong lakukan saja apa yang mereka inginkan saya mohon komandan." Mohon sang tawanan dua kepda komandannya. Lalu sang komandan Belanda berfikir mempertimbangkan apa yang dikatakannya, disatu sisi ia juga tetap ingin bertahan hidup juga pasukannya yang menang, tapi disisi lain ia juga takut ia akan berakhir seperti itu mungkin nyawanya akan direnggut oleh pasukan Slamet Riyadi, ia masih bersisih kukuh untuk tidak memerintahkan pasukannya menyerah.

"Tidak, saya tidak akan melakukannya!" jawabnya dengan sangat lantang. Lalu dijawab oleh pasukan Slamet Riyadi,

"Apakah kau yakin akan keputusanmu? Jika kau tidak melakukannya kalian akan kehilangan nyawa kalian, bukan hanya kalian tetapi pasukan kalian juga akan kehilangan nyawanya karena akan disapu rata oleh pasukan kami, tapi jika kau melakukannya kalian masih bisa bertahan hidup dan pasukan kalian mungkin juga akan selamat". 

"Saya tetap tidak akan melakukannya! Pasukan saya pasti menang karena dari senjata saja sudah terbukti, senjata kami lebih canggih dari kalian. Dan pasukan kami juga lebih banyak dari kalian." Ucapnya dengan lantang.

 "Jika memang benar begitu, mengapa kalian berada disini? Pasukanmu tidak akan menang cobalah sedikit saja tunjukan asa kemanusiaanmu, percuma saja kau tidak menyetujuinya. Kau akan mati disini dan pasukanmu akan kalah, apakah ada gunanya kau seperti ini? Coba pikrirkan saja tidak ada keuntungannya bagimu".

 Sang tawanan mempetimbangkan kembali keputusannya jika ia mengakui dan mengikuti apa yang pasukan Riyadi inginkan, ia akan terlihat seperti pecundang dimata mereka begitu juga pasukannya. Setelah beberapa lama ia mempertimbangkannya ia memutuskan untuk menyetujuinya karena ia berfikir benar apa yang dikatakan oleh mereka tidak ada keuntungan baginya, daripada ia mati disini.

"Baiklah, saya akan memerintahkan pasukan saya untuk mundur dan berhenti, tapi kalian lepaskan saya terlebih dahulu agar saya memerintahkan mereka secara langsung. Dan satu lagi pasukan kalian juga harus mundu dan pergi dari kota Solo", 

"Enak saja kamu pikir kita ini bodoh ha?! Kita lepaskan kau dari sini lalu kau menyuruh pasukanmu untuk menyerang kami kan" jawabnya dengan kalut emosi.

 "Tidak saya tidak akan melakukan seperti itu, saya benar -- benar akan meerintahkan pasukan saya untuk berhenti". Slamet Riyadi yang mendengar itu lalu terpikir sesuatu lalu mengatakannya kepada sang tawanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun