Mohon tunggu...
Jelita Srinita
Jelita Srinita Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Mengerjakan tugas

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perjuangan Slamet Riyadi

10 November 2021   13:07 Diperbarui: 10 November 2021   13:09 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Tentu saja saya mengingatnya, baru pertama kali saya dipandang seperti itu oleh seorang pria saya merasa malu hanya saja saya heran kenapa kau bisa memandangiku seperti itu, padahal saya tidak ada apa -- apa nya dibandingkan dengan wanita lain, tidak ada yang menarik atau bagus dalam diri saya." Ucap Soekma.

 "Shutt... apa yang kau bicarakan, kau itu berbeda sangat berbeda dengan wanita lain, kau adalah wanita yang sempurna dimataku, saya tidak peduli apa yang orang lain nilai atau bicarakan tentangmu, saya hanya akan mencari tau sendiri, saya rasa itu yang terbaik." Jawab Slamet serius.

"Tapi masih banyak wanita lain yang lebih baik dariku, tapi kenapa kau tertarik denganku?" tanya Soekma. 

"Sudah ku bilang kau itu berbeda dengan yang lain, perbedaan itulah yang membuatku tertarik padamu," Jawab Slamet. Setelah beberapa jam mereka berkeliling sekolah dan telah mengenang kenangan saat mereka bersama, mereka memutuskan untuk menyudahi pertemuan mereka dan berpisah untuk beberapa waktu karena akan melanjutkan pendidikan mereka masing -- masing.

Setelah tamat sekolah menengah dan saat Jepang menduduki Hindia Belanda pada tahun 1942, ia melanjutkan pendidikannya ke akademi pelaut di Jakarta. Setelah lulus, ia bekerja sebagai navigator di sebuah kapal laut. Saat tidak bekerja di laut, Slamet tinggal di sebuah asrama di dekat Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, sesekali ia juga bertemu dengan para pejuang bawah tanah.

Mereka terus memantau perang Pasifik melalui radio-radio gelap, pada saat itu Jepang melarang bangsa Indonesia memiliki pesawat komunikasi. Kelompok bawah tanah ini yang sering disebut golongan radikal/ keras, karena mereka tidak kenal kompromi dengan Jepang. Mereka merupakan wadah untuk menyusun aksi -- aksi pada penguasa Jepang dan menyusun pertemuan -- pertemuan dengan para pemimpin bangsa. Saat pertemuan itu Slamet bertemu dengan para pejuang nasionalis yang ikut serta dalam organisasi ini, mereka semua membahas tentang taktik atau rencana yang akan mereka lakukan.

" Bagaimanakah rencana kita selanjutnya untuk melawan Jepang?" tanya seseorang.

" Bagaimana kalau kita serang saja secara langsung diberbagai titik dan arah, agar Jepang tidak dapat berkutik ataupun lari," Jawab seseorang.  

"Tidak bisa begitu, karena Jepang memiliki banyak senjata dan mereka mempunyai begitu banyak pasukan juga taktik," ucap Slamet.

 " Pasukan kita juga lebih banyak dari Jepang bila kita mengumpulkan semua warga negara ini." Ujar seseorang,

" Percuma kita mempunyai banyak pasukan bila senjata kita dan pasukan yang tidak lihai untuk ikut berperang" jawab Slamet. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun