Dari belaian tanganya aku merasa kasih sayang yang teramat sangat, dan dalam pelukan-nya aku merasa aman dan nyaman.
"Anak manis ibu telah melakukan sesuatu yang menakjubkan (kemarin) hari ini. Semua gurumu terkesima dengan bakat-mu. Anak ibu benar-benar hebat! Anak ibu super luar biasa! Ibu berharap kau akan menjadi orang dewasa yang..." pujinya tanpa henti, dan aku tak mungkin bisa melupakan senyumnya yang sehangat mentari dari pantulan kaca.
Aku lagi-lagi luluh dan tertipu...
Dan kesekian kalinya melupa dan kembali terjebak...
Terperangkap dijeruji besi yang tebuka...
Namun anehnya aku tak ingin lari...
Inilah hidupku.
Oleh karena-nya, saat kita dewasa kini, jikalau ditanya apakah aku mau kembali ke masa itu? Aku akan berteriak sekencang-kencangnya "Apa kau gila?! Tentu saja aku mau!"
...
Di sebuah kamar yang diterangi lampu neon oranye, seorang pemuda dengan rambut seputih salju duduk termenung.
Angin sepoi-sepoi dari AC membuat rambutnya yang terurai berantakan bergoyang-goyang dan menunjukan wajah baby face yang rupawan. Matanya hitam sehitam langit malam. Hidungnya mancung melengkung rapi. Bibirnya nampak kenyal dan menggoda.