Mohon tunggu...
Jeko Spastyono
Jeko Spastyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - "Black and White aren't colours. They are just some background. Please, do walk out from them and splash your own dyes. Don't worry about stinting it. Because an artist never worries about tainting the background."

Be crazily LAZY.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cripple Magus Ch2, Another World, Another Family, The Same Fate

14 September 2021   11:03 Diperbarui: 14 September 2021   11:11 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenang segala perbuatan buruk yang dilakukan Martian ini membuat Bertrand menjadi lebih tenang dalam kegelapan ini. Karena ia sangat merasakan dalam tiap ingatan itu bahwa meskipun Martian selalu melakukan hal buruk dan bahkan ekstrim! akan tetapi Martian selalu ada tiap-tiap ingatannya. Hingga disuatu waktu Bertrand mulai sadar, bahwa ia ternyata tak bisa lagi marah dengan Martian.

Sesuai dalam ingatanya, Martian telah memanipulasi dunia Bertrand ditangannya sendiri sejak kecil. Mulai dari Asof yang telah menjadi budak Martian kecil untuk mendapatkan makanan dan mainan, pembelajaran IT yang membawa Bertrand masuk ke MIT, ataupun saat Bertran keluar dari MIT dan bergabung bersama Red wolf yang dibuat oleh Martian muda untuk melakukan segala hal kotor yang bisa ia lakukan sendiri. 

Pada dasarnya kehidupan Bertrand bergerak diantara ia dan manipulasi Martian. Dan keadaan ini entah mengapa membawa kehangatan tersendiri bagi Bertrand yang seharusnya sudah mati dan tak bisa merasakan suhu tubuhnya.

Bertrand yang terlarut dalam ingatannya merasakan seluruh dunia berguncang, tubuh yang hanya dapat ia rasakan ada tapi tak bisa digerakan mengalami getaran hebat. Detik demi detik berlalu getaran ini menjadi semakin kuat, hingga getaran besar muncul menghempaskan Bertrand entah kemana. 

Bertrand yang terhempas merasakan dirinya memasuki lorong yang sempit hingga tubuhnya menempel dengan lorong dan getaran yang menghempaskanya tadi kembali berbondong-bondong datang menabrakan diri ke Bertran. 

Bertrand yang mendapatkan getaran dari dorongan tertekan keluar dari lorong sempit. Diujung lorong sempit ini Bertrand dapat melihat cahaya setelah sekian lamanya. Cahaya ini sangatlah terang dan bahkan terlalu terang seorang sebuah senter ada di depan matanya.

Beberapa waktu berlalu dan intesitas cahaya ikut menurun bersamanya, saat intensitas cahaya sudah tak menghalangi pandangnya wajah asli di balik lorong ini adalah sesuatu yang sungguh gila.

'Tempat apa ini? Kenapa setelah lorong gelap muncul tempat semacam ini?' pikir Bertrand yang tak habis pikir dengan apa yang ia lihat

Bertrand berada didalam sebuah ruangan dimana bila dilihat dari arsitekturnya adalah kastil batu ala gothic dari jerman tua. Iya, terbuat dari batu! Namun jika aku berada di jerman seharusnya bangunan ini terbuat dari batu bata! Terlebih lagi tempat ini sangatlah besar yang menunjukan memang ini adalah kastil gothic.

'Dimana sebenarnya ini?' tepat dihadapan-nya terdapat 5 raksasa yang berdiri memandang dirinya dengan sedih dan suasana dalam ruangan sangat terasa muram dan gelap.

Kelima raksasa yang memandangnya dengan sedih ini terdiri dari dua pria muda dan tiga wanita. Para raksasa ini memaikan pakaian layak zaman renaissance dari eropa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun