cukup menarik perhatian yaitu sering gagal memenuhi akademik dan perilaku sosial yang
sesuai di kelas (Al-Hendawi, 2012). Kegagalan dalam perilaku sosial antara lain siswa sulit
berhubungan dengan teman sebaya dan orang dewasa di lingkungan sekolah. Perilakuperilaku yang tidak sesuai dengan norma di masyarakat menjadi salah satu alasan mengapa
siswa dengan gangguan emosi dan perilaku sering tidak diterima dalam kelompok sebaya.
Perilaku eksternal menjadi salah satu alasan lingkungan sekitar tidak menerima keberadaan
siswa dengan gangguan emosi dan perilaku. Bahaya secara fisik dapat terjadi karena perilaku
berkelahi, menendang dan memukul. Akibatnya, kesempatan siswa yang memiliki gangguan
emosi dan perilaku untuk terlibat dalam kegiatan di lingkungan sosial menjadi berkurang
(Maharani & Puspitasari, 2019).
Penelitian tentang siswa dengan gangguan emosi dan perilaku di sekolah telah banyak
dilakukan. Anak-anak yang didiagnosis memiliki gangguan mental meliputi ADHD dan