siswa-siswa lainnya. Keberadaan siswa-siswa yang memiliki gangguan emosi dan perilaku
juga mendapatkan respon sosial dari warga sekolah yang kurang tepat karena karakteristik
yang dimiliki. Salah satu respon dari teman di sekolah yaitu tidak diterima dalam kelompok
sebaya (Sari, 2015).
Siswa-siswa yang memiliki gangguan emosi dan perilaku memiliki kegagalan
akademik ditunjukkan dengan hasil belajar yang rendah bahkan terdapat kasus siswa yang
dikeluarkan dari sekolah (Vaughn & Bos, 2009; Colomer et al., 2017; Downs et al., 2019; Ennis
et al., 2012; Lane, 2007; Zolkoski, 2019). Defisit pada bidang matematika dan kegagalan dalam
membaca memiliki hubungan dengan perilaku tidak sesuai dengan norma yang berlaku di
lingkungannya (Ennis et al., 2012). Siswa dengan gangguan emosi dan perilaku menunjukkan
kendala yang beragam dalam belajar yang dimanifestasikan dalam bentuk perilaku tidak