Mohon tunggu...
Jayu Titen
Jayu Titen Mohon Tunggu... Lainnya - Ambtenaar, Blogger,

https://masjayu.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membedah Anggaran Riset dan Inovasi Nasional

23 Mei 2023   18:33 Diperbarui: 25 Mei 2023   11:55 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: penelitian dengan menggunakan metode ilmiah. (sumber: freepik via kompas.com)

Tanpa Amerika Serikat dan China, investasi global dalam investasi penelitian dan pengembangan mengalami penurunan sepanjang tahun 2020 - 2021 sebesar -0.6%. 

Penurunan investasi sains dan inovasi tersebut berakibat pada menurunnya jumlah output penelitian berupa pengajuan kekayaan intelektual, dan modal ventura pada tahun tersebut.

Anggaran riset nasional 

Anggaran penelitian dan pengembangan di Indonesia selalu menjadi objek perdebatan yang tidak pernah selesai. Besarnya jumlah anggaran penelitian dan pengembangan muncul berbeda-beda tergantung yang menyampaikan dan kepentingan yang dibawa. 

Kesulitan tersebut dapat dipahami karena anggaran penelitian tersebar di berbagai organisasi mulai dari universitas sampai lembaga penelitian yang struktur organisasinya berada dibawah Kementerian maupun Non Kementerian.

Ketidakjelasan angka belanja penelitian sama halnya dengan ketidakjelasan apa saja output penelitian yang dihasilkan.

Menurut Bank Dunia, belanja R&D Indonesia pada tahun 2019 sebesar 0.08% dari GDP, kemudian jumlah tersebut meningkat pada tahun 2020 menjadi 0.28% dari GDP. 

Jika dirupiahkan maka anggaran penilitian tersebut masing-masing sebesar 13 triliun dan 47 triliun dengan asumsi nilai GDP konstan sebesar Rp.16.000 triliun/tahun. 

Anggaran belanja penelitian dan pengembangan tersebut menurut bank dunia mayoritas bersumber dari belanja pemerintah, sementara industri swasta hanya berkontribusi sekitar 26%. 

Sementara itu, pada tahun 2021 alokasi anggaran riset sebesar 0.36% dari APBN. Angka terakhir tersebut jauh lebih rendah dari perkiraan bank dunia. 

Menyaksikan fakta yang demikian, tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa pemerintah sangat lemah dalam menyediakan data anggaran penelitian, alih-alih menemukan jejak hasil penelitian, ibarat mencari jarum yang jatuh didalam tumpukan jerami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun