Mohon tunggu...
Cerpen

Kisah Cinta Seorang Demonstran (Part 1)

30 April 2019   17:43 Diperbarui: 9 Mei 2019   15:41 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebut saja gue ambon, karena perawakan gue memang yang hitam dan ditambah berewok karena memang Gen dari bokap. walaupun aslinya gue jawa tulen entah dari mana sebutan itu muncul dan dengan terpaksa gue terima nama panggilan itu. gue adalah mahasiswa angkatan 97 yang berkuliah disalah satu perguruan tinggi swasta diwilayah Jakarta Timur saat ini gue semester 4 dan menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil. ok skip... karena gue memang orangnya yang tidak pandai merangkai kata kata untuk opening maka gue persingkat dan kita mulai saja.

Fajar menyingsing tepat di Senin, 4 Mei 1998 dimana pagi itu Ibukota mulai memperlihatkan kesibukannya, kesibukan yang memang terlalu monoton setiap harinya tak ada yang spesial dari pagi itu.

sejuknya udara pagi membuat gue enggan bergegas menuju kampus karena dinginya pagi itu, untuk membayangkan sejuk nya air saja sudah malas apalagi untuk menyentuhnya. tapi hari itu memaksa gue untuk tidak bermanja manja karena tepat pagi ini gue harus bergegas ke kampus karena harus menempuh Ujian tengah semester Mekanika Teknik... ow shittt mata kuliah ini yang membuat gue sepertinya menyesal untuk mengambil jurusan Studi Teknik Sipil.

tepat di jam 8 pagi saat memasuki gerbang kampus suasana hari itu sepertinya ada yang beda, setiap sudut kampus bergerombol para mahasiswa/i yang sepertinya sedang ada pembahasan yang mungkin penting atau malah hanya pembicaraan yang membosankan seperti halnya hari hari yang sudah lewat. kali ini saya hanya fokus pada ujian tengah semester dan mencoba terus menerobos ruang udara sejuk pagi itu hingga ke lantai 3.

beberapa kawan kawan sejawatpun mulai membuka pembicaraan sepertinya memang sedang membahas kondisi Negri ini.

Bang.... ambon lo tau ga bahwa kemarin BBM naik 70% dari  Rp. 700 ke Rp. 1200 ini sudah ga bener sebagai mahasiswa apa tindakan lo bang?

hmmmm gila lo... pagi ini yang paling penting lo kasih contekan mekanika teknik ke gue bukan bahas BBM naik ngerusak mood gue buat nyontek lo. nanti aja kita bahas sama temen temen di senat dan jurusan ya.

Ok Siap bang ambon... btw nanti jgn pelit pelit lo ya biar ujian kita cepet kelar... dan kita fokus bahas negri ini.

Alhamdulillah ujian mekanika teknik pagi ini lancar karena temen temen yang duduk disekeliling gue berbaik hati untuk memberikan contekan. (makanya jadi ketua jurusan mahasiswa jadi banyak yg baik), setelah ujian gue bergegas untuk ke basecamp himpunan mahasiswa (Hima) dan akan berkonsulidasi sama temen temen disenat dan Himpunan mahasiswa yang lain. ternyata ketika gue tiba di basecamp Hima ternyata temen temen dari Hima dan Senat sudah meramaikan basecamp himpunan nya masing masing.

(oh ya di tahun 98 lo jangan pernah berfikir komunikasi kami itu selancar 2019 yang memang dimudahkan technologi. jaman itu kalo lo mau komunikasi ya lo harus datang ke kosan atau lo telp ke kosan itupun klo kosan ada telp nya.)

sebut saja Arsad salah satu ketua himpunan mahasiswa Fakultas ekonomi Akutansi manggil gue

 bang ambon

 ya knapa bang

 sebentar lagi seluruh senat dan himpunan mau konsulidasi tentang perkembangan negara ini, abang sudah terima undangan?

belum bang... emang di titip siapa bang?

 gue taro selipan pintu basecamp lo bang.

oh... ini aja baru gw mau masuk, ok gw baca dulu ya, sebentar gw nyusul

setelah gue membaca undangan tersebut, tanpa basa basi lagi gue langsung menuju ke ruangan yang telah ditetapkan untuk konsolidasi.

setibanya diruangan, ternyata seluruh temen temen SEMA (Senat Mahasiswa) dan HIMA (Himpunan Mahasiswa) telah hadir diruangan

sorry kawan kawan gue telat, karena ada ujian tadi


Tigor : ya ampun kao bang negara dalam keadaan genting kao masih pikirkan ujian ayoo lah bang (logat khas tarutung)


iya gorrr slow dikit, gue aja baru tau ada konsulidasi hari ini

Rapat kondulidasi pun dimulai, dan kami sepekat untuk Senat membawa isu penolakan bbm ke tingkatan FKSMJ Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta dan temen temen Hima seluruhnya konsulidasi dengan Organisasi Forum Mahasiswa Sejabodetabek atau disebut Forum Kota

tanpa basa basi lagi... mulailah kami menggelar rapat rutin dengan berbagai elemen mahasiswa lainnya setiap hari kami selalu adakan konsulidasi untuk menyusun Aksi Mahasiswa Turun Kejalan buat mosi tidak percaya kepemerintahaan saat itu. setelah beberapa hari maka dari FKSMJ dan Forum kota memutuskan untuk mengadakan mimbar bebas disetiap kampus untuk meminimalisir jatuhnya korban, karena pemerintahan saat itu sangat alergi dengan namanya aksi masa. mimbar bebas saat itupun dengan tujuan menyatukan satu suara dan mengumpulkan dukungan dari mahasiswa, civitas akademika dan masyarakat sekitar jika musuh kita 1 yaitu Orde Baru.

Jakarta kamis, 7 Mei 1998 

Hari yang dinantipun tiba mimbar bebas yang memang dibuat bergilir dari kampus kekampus pun tiba dikampus kami, dan sejak malam sebelum paginya kami lakukan mimbar bebas kami sudah disibuk untuk persiapan mimbar bebas. mulai dari menyiapkan materi pada selebaran yang akan dibagikan, sound system serta panggung untuk mengisi orasi dari civitas akademika dari kampus kami. malam itu dingin yang menyelimuti jakarta kami tak pernah ambil pusing, semua bersemangat untuk menyiapkan pagelaran mimbar bebas untuk satu tujuan menumbangkan Orde Baru.

malam berganti pagi, rembulan mulai terengut dengan hadirnya sang mentari, mahasiswa mulai berdatangan satu persatu dan saaat itu gue melihat ada seonggok bidadari yang sangat menggugah mata untuk melihat dan mengharamkan untuk berpaling. sesosok wanita yang memang tuhan ciptakan sempurna, sepertinya sangat sempurna untuk menemani Perjuangan ini. Perjuangan ini harus memiliki pendamping agar perjuangan ini bertambah sempurna dan akan menghiasi cerita gue dikumudian hari jika mengharuskan mendongengkannya kepada anak cucu kelak.

hari itu kampus kami diumumkan libur jam mata kuliah dan ini Permintaan dari senat mahasiswa ke rektorat dan telah disetujui. dimimbar bebas itupun bukan hanya mahasiswa yang mendapatkan giliran orasi, dosen, karyawan kampus , warga sserta pedagang disekitar kampuspun turut meramaikan orasi mimbar bebas tersebut.

semua sangat berapi api dalam menentang kebijakan orde baru tersebut. waktu yang dinanti pun tiba saatnya gw dipanggil MC untuk memberikan orasi didepan ribuan temen temen kampus, serta warga sekitar.

sebelum naik kepanggung orasi gw coba meyakini diri gue dengan membaca bismilah...

dokpri
dokpri
sebelum gue memulai orasi, guw coba untuk menatap seluruh orang yang hadir, dengan tatapan tajam gue, agar meteri yang akan gue bawakan sampai keorang yang hadir dan mendengarkan isi orasi gue. Dan tiba tiba saat gue coba menatap luas ke orange yang datang ternyata disana ada wanita yang tadi pagi gue lihat, dan entah dia dari fakultas mana sampai gue baru melihat dia hari ini. Oh bidadari kiriman tuhan memang maha sempurna, dan sempurna lah hari ini bagi gue setalah melihat dia dan bertambah semngat gue untuk membawakan materi orasi gue hari ini.

"Selamat siang temen temen mahasiswa, selamat siang para pedangang, selamat siang warga ibu kota dan selamat siang Rakyat Indonesia... dalam beberapa hari lalu kita diberikan berita yang sangat tidak mengenakan bagi kita semua... apa itu... Kenaikan bbm (seru dari seluruh rang yang hadir di mimbar bebeas) ya betul Kenaikan BBm... dengan ini kami mahasiswa Indonesia bersatu padu untuk menolak kebijakan yang merugikan kita semua, merugikan Rakyat Indonesia. Dampak dari kenaikan BBM maka berdampak pula pada kenaikan bahan pokok, yang memang sebelum BBM naik seluruh harga sembako sudak melambung tinggi akibat krisis ekonomi. Jangan biarkan Harga BBM ini naik .... Setuju kawan kawan hari ini Kita bersama Rakyat Indonesia Menolak Kenaikan BBM.... Dan kita gulingkan Orde yang selama 32 tahun menyengsarakan kita ? secara serempak seluruh orang yang hadir mengatakan SETUJU.....

Ah ini gila ....... Tanpa disadar saat gw orasi ternyata gadis itu memperhatikan orasi gue dengan begitu semangat dan saat mat ague tertuju ke dia ternayata dia tersenyum ohhhh tuhaaaan ingin rasanya berkenalan dengannya....

Hari semakin sore matahari mulai menurunkan tensinya.... Seluruh orang yang hadir semakain bersemangat untuk tetep mengikuti beberapa orasi... taka da satupun yang beranjak dari lapangan mimbar bebas... waktu sudah menunjukan jam 4 sore, diluar pagar kampus mulai Nampak beberapa pasukan PHH (pasukan anti huru hara) mulai berdatangan, wajah wajah asing nan tegap mulai hadir dibarisan peserta mimbar bebas, polisi saat itu sudah mulai sibuk menggunakan hady talkinya... akan tetapi kami didalam kampus tak beranjak sedikitpun, dan taka da satupun yang merasakan ketakutan akan kehadiran mereka. Bahkan orasi mimbar bebas makin provokativ dan suasana didalam lapangan semakin memanas, lagu lagu perjungan mulai dikumandangkan dan seluruh peserta mimbar bebas bernyanyi lantang tak memancarkan ketakutan.

1 jam berlalu suasana panas tersebut berlangsung, mulailah datang pasukan bermotor dari pasukan PHH dan mulai meraung raung didepan kampus, pintu kampus pun ditutup oleh inisiatif mahasiswa dan mulai di gembok oleh pihak security kampus agar apparat keamanan tak dapat masuk kedalam tetorial Universitas, karena memang ada undang undangnya apparat keamanan ABRI dan Polisi dilrang emmasuki Kawasan kampus dengan menggunakn seragam. Suasana makin memanas karena pihak Abri dan Polisi mulai melakukan provokasi dengan nyanyial yel el khas mereka dan terikan terikan provokasi beberapa mahasiswi kami evakuasi kedalam kampus untuk mengamankan mereka. Saat gue melakukan evakuasi untuk beberapa temen temen mahasiswi tiba tiba ada yang menepuk punggung gue, dengan suara yang sangat halus nan merdu hmmm ternyata bidadari dari khayangan yang mencoba menyapa gue.

Bang Ambon.... Kenalin bang nama aku Gladis anak Informatika semester 2 (pantes gue ga pernah tau ternyata beda Gedung fakultas gue ama dia)

Ow... iya gmana Gladis ada yang bisa dibantu

Ga kok bang... aku Cuma mau nanya ... aman kan bang kondisinya ?

Tenang aja dis gue rasa aman kok, jangan takut kan ada abang disamping Gladis

Ah... abang bisa aja, kaya mau ngelindungin Gladis aja

Waduh .... Gue langsung deg deg an saat die ngomong kaya gitu ....

Ya udah Gladis ke ruangan HIMA Teknik sipil aja nanti gue bilang sama temen temen cewe yang ada di Hima biar bisa temenin

Lalu gue anterin lah bidadari ini ke ruangan HIMA Teknik sipil dan gue suruh masuk bersama dengan mahasiswi Teknik Sipil yang lain.

Saat gue mulai balik lagi kelapangan Mimbar bebas dan mulai bergabung ternyata selang 5 menit kemudian apparat kemaanan mulai berteriak dengan pengeras suara dan minta mimbar bebas ini disudahi karena menganggu kenyamanan warga sekitar, padahal banyak warga yang bergabung didalam mimbar bebas tersebut. Para hadirin mimbar bebaspun tak mau kalah gertak, kami tak akan sudahi mimbar bebas ini sebelum BBM diturunkan, karena kami menlak kenaikan BBM

Karena tidak ada titik temu para apparat yang berada diluar kampus mulai melempari kami dengan batu dan gas air mata, kami pun melawan dengan apa adanya, suasana kampus pun mulai kacau, para mahasiswi di belakang kampus mulai panik ada juga yang membantu mahasiswa menyiapkan odol untuk meredakan pedihnya gas air mata. Karena kami tak sanggup lagi menahan gas airmata akhirnya kami pun kompak untuk melawan apparat dengan melempar batu yang ada disekitar kampus, akhirnya apparat mulai mundur secara perlahan ... dan kami tetap mempertahankan lingkungan kampus. Kejadian ini terus berlangsung hingga jam 10 malam. Banyak mahasiswa/I yang tak berani pulang akhirnya menginap dikampus dan Banyak warga sekitar yang peduli akan nasib kami dikampus membawakan makanan dari mulai nasi, kue hingga kopi ... alhamdulilah perjungan kami didukung oleh masyarakat.

Malam itupun akhirnya kami menggelar rapat internal kampus evaluasi dari mimbar bebas tersebut. Dan hasil dari rapat evaluasi kami adalah, kami tak pernah mundur dari perjungan ini dan kami akan mengatur strategi untuk aksi kedepannya. Tujuan kami pada hari itu mulai merubah arah dari yang awalnya menolak kenaikan BBM berubah menjadi Melengserkan Suharto dan Kroninya, menolak Korupsi Kolusi dan Nepotisme karena ini adalah sumber masalah besar negara ini. Isu ini akhirnya kami bawa ketingkatan FKSMJ dan Forum Kota

Jakarta Jumat, 8 mei 1998 

Gladis
Gladis " Tengah" | dokpri

Ada yang lupa gue certain nih Gladis yang anak informatika, semalam dia tidak pulang bahkan nemenin gue rapat evealuasi hingga jam 2 pagi, dan dia nginap di basecamp HIMA Teknik Sipil, kita saling berbagi cerita dan saling bertukar informasi  pribadi. Paginya dia gue ajak ke kosan yang kebetulan tidak terlalu jauh dari kampus untuk sekedar mandi dan sarapan.... Oh ya gue lupa kalo gue punya warung makan yang selalu gue bayar di akhir bulan atau Bahasa kerennya KASBON, jadi Gladis gue ajak di warung makan langganan gue (warung mak aji)

Asalamualaikum mak aji

Eh bang ambon, wah alhamdulilah ya bang ambon sekarang udah punya pasangan. Seneng mak liat nye

Waduh emak bisa aje nih, kenalin nih mak calon menantu emak hehehehe

Hehehehehe sini neng mau makan ape


Gladis pun tersipu malu


Mau pake nasi uduk sama semur telor mak, nasinya setengah aja ya mak

Makannye dikit amat neng, disini ga boleh dikit kalo makannye harus banyak, kalo bang ambon sarapan bisa ampe siang die ga makan hahahaha kayanye pengiritan

Ya ilah emak rahasia perusahaan dibocorin

Setelah makan kamipun langsung bergegas ke kampus untuk melanjutkan mata kuliah pagi ini.  Didalam perjalanan kekampus Yantipun bertanya :


Kamu kok makan ga bayar sih, dah kaya rumah sendiri, itu jangan jangan rumah kamu ya

Ih .... Bayar kok tapi bayarnya dirapel

Kok dirapel .... Sih

Ah... sudahlah kamu ga perlu tau

Setelah tragedi semalam, Nampak pagi ini seluruh mahasiswa dan petugas kebersihan kampus mulai merapihkan sisa sisa bentrok semalam. Semua saling bergotong royong agar kampus kami tercinta Nampak kembali seperti semula. Banyak yang membicarakan prihal bentrok kemarin dari berbagai sudut kampus dan Lorong Lorong kampus, bahkan cerita kemarin jadi bahan guyonan dari yang cerita lucu saat bentrok. Haripun berlalu setiap hari kamipun melakukan konsolidasi antar kampus Se-jabotabek. Sore hari kami mendengar dimedan sudah banyak penolakan atas kenaikan harga sembako dan BBM bahkan berakhir dengan kerusuhan, pada zaman itu yang Namanya kerusuhan adalah kegiatan langka karena setiap siapa saja yang berbuat kerusuhan siap siap untuk ditembak oleh apparat kemanan. Tapi yang terjadi di medan rakyat mulai marah dan rakyat medan sudah bersatu atas penderitaan ini... dan keesokan harinya Presiden Suharto kala itu pergi meninggalkan Indonesia untuk menghadiri acara KTT G 15  

Setiap hari gue selalu update dari beberapa temen temen kampus yang lain mengadakan mimbar bebas selalu terjadi bentrok baik di IKIP Jakarta, Mercu Buana dan Pakuan Bogor, dll

Jakarta, Selasa 12 Mei 1998 

Pagi ini adalah pagi yang tidak ada kata special  dan dan seperti pagi yang sudah sudah, tanpa ada yang special mentari tetap bersinar dari barat, bising suara kendaraan tak berkurang seditpun. Karena hari ini gue sendiri ada jam kuliah di jam 10 pagi maka gue putusin gue datang pagi sekali hanya untuk melihat senyum merekahnya Gladis, tak selang berapa lama gadis pujaan pun tiba.... Hmmmmm terima kasih tuhan engkau telah mengenalkan hamba dengan bidadari Informatika ini.

Oh ya gue mau cerita Gladis ini adalah wanita dengan perawakan sedang tinggi tidak dan pendek pun tidak, badannya yang langsing dan warna kulit yang kuning langsat membuat gue jatuh hati padanya. Matanya yang tajam membuat semua pria akan jatuh hati juga padanya .....

Gladisssss .... (Panggil gue........ gue samperin dia.....) oh ya hari ini ada mata kuliah jam berapa?

Eh bang ... gladis ada mata kuliah jam 10 kok bang

Lah kok datangnya jam 8, apa ga kepagian

Ehhh engga kok, sengaja gladis mau ketemu kamu

Ohhh klo gitu kita kekantin aja kali ya walaupun hanya sekedar minum minum atau ke warung mak haji kita sarapan

Boleh....kantin aja.... Oh ya emang kamu punya uang ajak gladis kekantin... nanti kasbon lagi loh ..

(Ahhh ditebak isi dompet gue ama gladis) ahhh santai aja dis... klo Cuma teh manis aja abang masih bisa bayar kok asal jangan minta yg lain

(lalu kami berjalan ke arah kantin)

Ujang ... teh manis 2 yeee

Siap bang ambon, tumben sarapan disini ?

Ah banyak tanya lo, dah buatin aje

Gladis pun memulai pembicaraan

Bang hari ini mimbar bebas di trisakti loh, kampus kaka gladis

Tapi kayanya ga seru disana karenakan tau sendiri disana banyak anak pejabat

Oh ya.... (Pura pura ga tau ... padahal jadwal mimbar bebas road to campus sudah pegang) iya hari ini memang giliran kampus trisakti, ya semoga aja ya perjuangan kita untuk sebuah cita cita Indonesia yang berdaulat adol dan Makmur terwujud. Saat ini temen temen sudah sepakat bahwa Reformasi harus berjalan agar seluruh tuntutan rakyat dapat terpenuhi

Wuih kamu tuh hebat sekali loh kemarin orasinya gladis sampai merinding dengarnya. Belajar dari mana bang ?

Waduh jadi malu dis abang, kirain gladis ga ada dilapangan (pura pura ga liat) padahal pengen bgt loh abang dilihat sama gladis

Ahhhh kamu bisa aja

Oh ya ngomong ngomong gladis ada yang marah ga dah seminggu ini nemanin abang ? jangan sampai nanti abang dipukul orang di jalan gara gara jalan sama gladis

Ihhhh kamu apaan sih... tenang aja kok bang ga ada kok yang marah... lagi kalo ada apa haknya ? justru kamu kali ah jangan jangan... macan kampus banyak yang suka sama kamu

Ah gladis suka memutar balikan fakta, ga ada kok

Ya udah sih kita ngomongin yang lain aja

Tiba tiba tigor datang menghampari

Hei bang sedang apa kau disini... dicari kawan kawan kau bang...

Ada apa gor nyari gue

Aduhhhh abang lupa hari ini kita konsulidasi untuk gerakan tanggal 20 mei 1998, kita buat sejarah baru bang

Oh iya gue lupa... ya udah gw langsung keruangan ada siapa aja ? udah kumpul semua

Sudah bang justru abnag aja yang belum hadir

Ok.. gor

Oh ya gladis mau ikut ?

Emang boleh bang ikut ?

Ya boleh dunk masa ga boleh, kalo gladis mau jadi pejuang bersama abang pasti abang rela dengan senang hati, Pejuang tanpa pendamping layaknya sayur tanpa garam.

Ah abang masa gladis disamain sama garam ... asin dunk

Rapat pun dimulai kami mulai membahas biaya logistic untuk aksi besar seluruh mahasiswa Sejabotabek (oh ya tahun 98 depok belum masuk dalam singkatan), perangkat aksi dll... rapat yang direncanakan selesai jam 10 pagi ternayata kami harus selesai jam 4 sore ... semua teman temen serius garap untuk aksi ini.. sampai lupa ada jawal kuliah untuk bukan jadwal ujian.

Setelah selesai rapat gue dan gladis cari warung buat makan walaupun sebenarnya dah telat banget jam makan siang, ya mau bagaimana lagi daripada sakit maaag, saat kita asik makan kira kira jam 5 sore lebih ....... Arsad, tigor, firman dan butar tampak lari lari dari kejauhan buat nyamperin gue ........

Bang....... Bang ... gawat bang .......... Bang ........... tri sakti bang (tigor)

Bang ..... ayo bang (firman)

Eh bodat lo pada ............. Lo ngomong apa sih, ngomong tuh yang jelas

Gini bang ambon, tri sakti bentrok dan ada jatuh korban sampai saat ini ga jelas berapa yang jatuh korbannya (arsad)

Lo dapat info dari mana, falid ga infonya

Dapat dari perangkat aksi trisakti bang si Gustaf ...(arsad)

Ow si gutaf... ok selesai gw makan kita gelar rapat lagi ya... kita kumpulkan temen temen semua ya...

Ok bang, gw langsung kumpulin temen temen (arsad)

Mereka langsung bergegas pergi

Tiba tiba gladis mulai bertanya, seperti nay dia penasaran dengan pembicaraan gue dengan kawan kawan

Kenapa bang? Ada apa bang ?

Kaka kamu di trisakti Namanya siapa ? fakultas apa ? bisa kamu hubungi ?

Tanpa menjawab pertanyaan gue, gladis langsung hub kaka nya via pesan singkat pager... oh ya ditahun 98 alat komunikasi paling canggih adalah pager. Dan selang 15 menit dia dapat balasan pesan singkat dari kakanya jika kakanya tidak terluka dan saat ini kakanya masih berlindung didalam Gedung kampus  

Hari semakin larut... dan siang berganti malam... hampir seluruh warga Jakarta saat itu menonton tayangan berita malam baik di TV swata maupun di TV nasional, malam itu Jakarta berduka, di wilayah Jakarta barat mulai ada beberapa titik kerusuhan khususnya sekitaran kampus trisakti, Jakarta begitu mencekam...  banyak warga yang tak berani keluar malam. Dan malam itu gladis pun tak berani pulang kerumah, karena rumahnya dikawasan Jakarta pusat,. akhirnya dia memutuskan untuk menginap di kosan gue dan gue yakini ke gladis klo dia aman disamping gue dan ga akan ada yang menggangu dia.

Jakarta, Rabu 13 Mei 2019

Kesokannya dikampus beredar isu kampus diliburkan, ya wajar saja sih jika kampus diliburkan karena memang ga ada kendaraan umum yang beroprasi, Jakarta pagi itu seperti kota mati. Tak ada aktifitas warganya, jalanan protocol yang biasanya tidak pernah libur dengan kata macet hari itu sepi.... Hampir tidak ada satu kendaraanpun yang lewat...

Hari itu gue coba kekampus bersama gladis untuk memastikan bahwa kampus diliburkan, dan setelah tiba dikampus ternyata memang ada selebaran kampus diliburkan hingga waktu yang belum ditentukan. gue dan gladis mencoba untuk meminjam motor kawan kosan untuk mengetahui situasi sekitar dekat kampus apakah aman untuk mengantar pulang gladis ke rumahnya

Saat waktu menunjukan pukul 10 ternayata dikawasan kampung melayu terlihat kepulan asap, ahhh gue piker itu pasti ada kebarakaran biasa, selang 15 menit gue tiba di jembatan kampung melayu tiba tiba arah jati negara mulai muncul kepulan asap tebal.... Filling gue sudah mulai ga enak dan gue ambil kesimpulan ajak gladis kekaosan untuk tetap stay di kosan dan gue tanggung jawab untuk telp ke orang tuanya dan memastikan anaknya aman tanpa lecet sedikitpun.

Alhamdulillah orang tua gladis percaya anaknya dititipin ke gue, dan gue bilang ke orangtuanya jangan khawatir jika situasi sudah aman gue antar gladis kerumah.

Tampak diraut wajah gladis gusar, tapi setelah gue telp orangtuanya dan dia bicara dengan keluarganya dia kembali tenang. Gue mutusin hari ini untuk tidak keluar kosan kecuali sekitaran kampus maupun lingkungan kosan.

Sore hari gue liat banyak tetangga kosan yang berduyun duyun kearah jatinegara, entah hanya menonton penjerahaan yang terjadi disana atau malah ikut menjarah toko-toko yang ada. Apakah yang ini diinginkan dari Reformasi ? gue sebagai mahasiswa yang turut memperjuangkan reformasi saat itu sangat menyesali kejadian kerusuhan ini, pada hari itu warga pribumi sangat membenci etnis cina, seakan hari itu seluruh warga pribumi murka terhadap etnis cina, padahal sebelum terjadi kerusuhan mungkin ada tetangga, sahabat, kawan bermainnya adalah etnis cina karena dijakarta etnis cina bukanlah orang asing, karena mereka juga sudah beranak pinak ratusan tahun lalu.

Gue coba cari sumber berita melalui televisi dan ternayata hamper seluruh Jakarta membara, hamper diseluruh sudut pertokoan terjadi penjarahan. Gue langsung ambil kesimpulan ini bukanlah factor kebetulan tapi ini pasti ada yang menggerakan, dan yang menggrakan ini pasti orang yang terlatih, tapi apa untungnya dengan kondisi negeri ini yang kacau ?

Oh ya .... Sampai malam itu walaupun kami 1 kosan, gue dan gladis ga tidur satu kamar ya, gue menghargai gadis sebagai wanita yang baik baik dan gue memengang teguh kepercayaan yang diberikan orang tua gladis kepada gue. Selama tiga hari menginap gladis tidur dikamar gue dan gue tidur dikamar kos temen gue kebetulan kamar kita sebelahan.

Malam itu telp kosan berdering, diruang kumpul kosan (biasanya kami kalo malam minggu yang jomblo rebutan telp jika telp kosan berdering) kebetulan gue yang terima,

Hallo, malam mau bicara dengan siapa

Maaf menganggu malam malam, mau biacara dengan bang ambon

Gue sendiri, ini dari siapa ya ?

Gue mbon... Jugul (sorry gue pake inisial)

Eh bang jugul ada apa bang

Malam ini lo kesini, kesalemba kita konsulidasi bisa ?

Ya gue sih bisa bisa aje bang, Cuma ada kendaraan ga kesana, gue coba pinjam dulu sama atemen kosan ya

OK, lo usahain malam ini kesini penting !!!!

Ok bang

Dalam hati gue kok sepertinya penting banget sampai ga bisa ditunda besok pagi, akhirnya gue coba pinjam motor tetangga kosan gue yang kebetulan memang biasa gue pinjam motornya. Akhirnya setelah dapat pinjaman motor gue mencoba ajak gladis

Disss, lo mau ikut gue ga

Kemana bang ?

Ke salemba... ke kampus bang jugul

Aman ga bang .........? Klo aman aku ikut ya suntuk juga nih dikosan trus

Aman lah kan ad ague, dis

Akhirnya gue pacu motor engan kecepatan penuh kerah salemba, dan kurang lebih 15 menit kami sampai di kampus salemba. Memang jalan malam itu sepi sekali bahkan gue sendiri kok ngerasa iseng juga dengan kondisi Jakarta malam itu. Setibanya dikampus salemba ternyata sudah banyak kawan kawan dari berbagai macam kampus sejabotabek baik dari kampus negeri maupun swasta...

Temen temen kampus lain mulai meledek gue

 

Cieeeeeeeeee bang ambon, macannya kampus (UMT) kenalin lah bang (Andri UI)

Hahahaha emang lo ga punya tangan buat kenalan sendiri ndri, Bang jugul mana ndri

Tuh ada didalem bang, dicariin lo ama dia

Wah ada apa ya, sampe segitunya ? ndri

Ya karena lo doang yang ga hadir dari siang

Wah mana gue tau kalo ada kumpul kumpul, ga ada yang kasih informasi ke gue

Karena suasana didalam kampus salemba lumayan ramai sekitar 200 an mahasiswa yang berkumpul dari berbagai macam kampus, akhirnya Gladis merasa tenang dan punya banyak kawan, lalu kami duduklah dibawah pohon rindang dibalik pagar kampus

Tau gitu kita dari siang kesini bang, gladis kan ga kesepian ga takut dengan kondisi Jakarta

Iya sayangggg.... (wah kacau kelepasan gue) ehhh.... Galdis

Kenapa diralat, gladis seneng kok dengan panggilan barusan ...


Anjritttttt gue deg deg an nih


Maksud gladis ?

Ih kamu, iya gladis senng kok kamu manggil gladis Sayank


Aduhhh gue bukan tipe cowo romantic, dan bukan tipe cowo yang suka bergombal gombal ria


Ok lah dis, biar ga ribet urusannya

Kok jadi ribet?

Ya gmana dis, ahhhh ga tau ah terserah gladis  

Ih ga romantis banget sih punya calon pacar, aktivis

Hah ... ?? maksud gladis calon pacar ? kenapa harus pakai calon ?

Ya kan abru calon, gladis kan belum ditembak sama kamu

Ahhhh dah lah ga usah tembak tembakan, kita pacarana aja langsung .... Aku tuh bukan tipe cowo romatis dis ga kaya orang orang.

Ya udah lah klo itu mau kamu kita jadian.

Akhirnya pada hari itu kami resmi berpacaran, tapi kami berjanji dan berikrar perjuangan melawan tirani lebih penting ketimbang pacarana jadi kami berdua tidak akan kecewa jika nantinya gue lebih mementingkan urusan perjuangan. .

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun