Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saputangan Genta... [1/3]

20 Mei 2016   21:01 Diperbarui: 26 Mei 2016   20:02 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

**

Sebuah gedung ternama di ibukota telah disewa. Kini aula gedung itu telah bersolek indah. Event besar ini merupakan ide Genta. Maka sebagian besar dananya telah disanggupi Genta berasal dari kocek pribadinya. Tentu saja dengan kesepakatan bahwa panitia takkan mengutip namanya dalam daftar para donatur reuni akbar ini. Genta tak ingin membodohi dirinya sendiri dan menjadi eksklusif di mata siapapun, terutama teman-temannya. Baginya itu sangat menuntut jarak. Genta selalu mendamba penghapusan jarak. Genta selalu menginginkan seminim mungkin jarak. Ia sangat membenci melebarkan jarak. Apalagi setelah tahun-tahun yang menyiksanya, akibat jarak yang tercipta karena kebodohannya. Kinipun tujuannya tak lain hanya ingin bertemu dengan si penyulam untuk mendulang maaf. Genta ingin segera menyudahi mimpi-mimpi buruknya sekian tahun ini. Rasa bersalah yang tak payah memburu sepanjang masa dewasanya, hingga sulit baginya memandang gadis manapun. Mata, hati, jiwa dan pikirannya hanya menghendaki seraut wajah di masa lalu. Bahkan bilapun keadaan sudah sangat berubah. Genta sudah memutuskan hari ini akan menjadi akhir dari segala penderitaannya.

“Genta!”

“Hai, Genta kan? Benar kamu Genta kan?”

Jabat tangan, pelukan, dan semua ramah-tamah itu membawa Genta kembali ke masa-masa penuh gelora dan hasrat semau gua. Genta, Genta, Genta. Siapa yang tak segera mengenalinya. Agaknya ia tak banyak berubah. Tapi mengapa tak ada suara yang menyebut Gentong? Gentayangan? Gentawilan? Benarkah creator nama itu tak ada di sini? Padahal iklannya tersebar di lima tv nasional, sepuluh surat kabar paling terkemuka dan panitia pun telah mendapat konfirmasi dari setiap undangan yang disebarkan.

Genta, pria berperawakan gelap tinggi tegap itu mondar-mandir antara meja penerima tamu. Tiga meja telah ia periksa dengan seksama. Seperti di meja-meja sebelumnya, pada meja keempat pun, buku tamu terpampang lebar, di sanalah Genta menaruh harapannya.

Regina, Regina Puspandari. Mata Genta terantuk pada nama itu. Lalu telunjuknya mengarah pada kolom setelahnya. Tertulis: datang bersama suami, lalu alamat tempat tinggal, kemudian kolom pesan dan kesan, terakhir paraf atau tanda tangan.

Usai menemukan nama Gina, telunjuk besar Genta masih diseret ke bawah, menelusuri nama demi nama. Ya, bukan Gina yang ia cari. Pada event bernuansa nostalgia ini, bertemu Gina tak lagi istimewa. Boleh dikata ia bahkan telah jemu karena Gina bersama suaminya yang pengusaha itu telah lama menjalin kemitraan dalam bisnis. Tiba di baris terbawah, telunjuk itu terkulai, Genta gagal menemukan sebuah nama.

Genta mengedarkan pandangannya ke setiap sudut aula. Ruang besar itu telah dijejali dengan alumnus SMPnya. Baginya, hari ini adalah hari tersulit mengenali satu per satu orang. Tak hanya bobot tubuh, bobot kesuksesan pun telah mengubah seluruh penampilan mereka. Bukankah telah menjadi aturan tak tertulis bila reuni kerap menjadi ajang unjuk kehebatan?

Genta diserbu gelisah. Ooh, datang, datanglah. Kumohon datanglah. Ada yang harus kusampaikan kepadamu.Batin Genta berbisik memohon. Ia pasti datang, hanya saja sesuatu mungkin telah membuatnya datang terlambat. Genta menjenguk wajah arlojinya. Masih tersisa cukup waktu hingga acara dimulai dengan pidato basa-basi berlumur puja-puji.

“Aku belum menemukannya, Gen. Kau?” teguran Regina membuyarkan lamunan Genta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun