Â
"usahlah banyak bicara Puti, ini adalah urusan ayah untuk menjaga kelangsungan dan kokohnya kerajaan ini, sekarang pergilah engkau menjauh dari Ayah". Ucap ayahnya yang terlihat mulai kesal atas pertanyaan-pertanyaan Puti.
Â
Puti pun pergi menuju kamarnya, bermenunglah ia dikamarnya memikirkan apa yang terjadi. Ia takut ayahnya salah langkah karena ia sangat sadar dengan kecantikannya dan banyak yang menyukainya, terkadang ingin sekali ia melihat wajahnya sendiri, namun apa daya iya tak pernah diizinkan pergi jauh menuju sungai yang bening untuk berkaca, hanya melihat dari bayangan-bayangan lampu yang terkadang tidak jelas untuk dibayangkan.
Â
Karena zaman itu tempat berkaca adalah di sungai yang jernih yang dapat memantulkan cahaya, ia kubur dalam-dalam atas apa yang dia inginkan berharap suatu saat ia bisa melihat kecantikan wajahnya sendiri.
Â
***
Â
Hari-hari pun berlalu, perhiasan-perhiasan Raja Gagak yang ia dapatkan dari berbagai macam pangeran itu sudah mulai tak terasa indah dinikmati lagi, karena hari yang dijanjikan untuk menikahkan anaknya dengan Pangeran tersebut sudah mulai dekat. Ia kebingungan memikirkannya bisa jadi nanti akan berperang sesama pangeran untuk mendapatkan Puti, dan bisa juga ia yang akan dibunuh oleh pangeran yang gagah lagi kuat itu karena telah terlanjur membohongi mereka, dan pastinya nama dan kerajaannya akan tercoreng.
Â