"BUAGGHH... BUAGHHH... BUAAGHH... BUAGGHHH!"
Habis adu tenaga dalam, berganti dengan adu pukulan. Mereka saling pukul, dengan sepasang kepalan tangan sebesar batu karang di sisi tebing.
Dua kali gebrakan, ternyata mereka sama kuat dan seimbang.Â
Membuat Makhluk Trembesi melipatkan serangannya. Tangan dan kakinya saling berebut untuk menyerang berusaha mengalahkan lawannya.
Akibatnya langit malam yang semula kelabu dan gelap menjadi terang benderang, dilatari suara ledakan sahut-sahutan.
*
Cukup alot duel di antara mereka meski sudah mencapai ratusan jurus.
Galih Sukma yang terus memperhatikan sepak terjang Halimun Pemburu Roh dan kerja dari Cupu Pengikat Roh mendapatkan ide untuk mengakhiri duel itu.
Sambil membaca mantra pungkasan, Galih Sukma merapal juga Jurus Tangan Geledek di level tertinggi yang disalurkan kepada Cupu Pengikat Roh dengan cara mengenggamkan kedua tangannya ke badan cupu.
Akibatnya, sungguh di luar dugaan, efek Jurus Tangan Geledek muncul menjadi asap biru keemasan melesat melapisi tangan Halimun Pemburu Roh.
"BUAAGHH... BUAAGGHH... DESSS... DESSS!"