Pukulan terakhir yang membuat Btanjangan Sakti mendapatkan harapan untuk membunuh Aji karena entah mengapa Aji tidak menangkis, Aji tidak mengeluarkan ilmu kebalnya..
Tapi pukulan terakhir berhasil menghantam dadanya bukan beradu kerasanya dada Aji tapi pukulan pertama disusul kedua, tepag menghantam dada dan terkejutlah hati Branjangan Sakti dada itu menjadi liat, lentur menghisap kedua pukulan dan kedua tangannya...
Branjangan Sakti merasakan tenaga dalamnya menerobos keluar, membanjir dan disedot oleh Aji Panjalu. Ia tidak bisa menarik tenaga dalamnya, ia pun tidak bisa menarik tangannya.
Wajahnya pucat pasi, seakan semua warna merah sebelumya habis diserap tenaga aneh milik Aji. Matanya mendelik ketakutan, bukan tenaga dalam yang keluar, tapi keringan dingin sebesar jagung yang keluar.
Ia meronta tapi sia-sia, semua tenaga habis disedot.
Pemandangan ini membuat yang hadir terkejut. Apa lagi Dyah Saraswati. Perubahan cara bertempjr nengejutkan hatinya. Ia cemas dsn bersiap melenting menolong Aji yang terlihat mengalami kekalahan, karena pukulan Branjangan Sakti tidak mampu ditangkisnya lagi.
Tapi Kelana Jati mencegah tindakannya.
" Sabar Saras... Aji tidak akan kalah ," sahut ayahnya yakin.
" Lihat.... !"
" Ha... Ha... Ha... Brajangan Sakti, Panca Naga Menjerat Sukma yang kau pilih rupanya. Hiaaaaa...,"
Kali ini dengan teriakan penuh Aji menggoyangkan badanya ang semula diam.