Saat aku menggulingkan Karzamal dari saya, aku melihati matanya terbuka lebar seperti terkejut. Saat aku menginspeksinya, aku melihat bahwa ia telah ditusuk Mansyar. Napasnya dihambatkan oleh darah yang menaiki ke tenggorakannya. Dan dalam momen terakhirnya, Karzamal membisikan
"Api."
Setelah menaruh Karzamal di lantai, aku balik berdiri. Badanku tegang tetapi siap. Jiwaku merasa dipenuhi seolah jiwa pendekar Karzamal ditransferkan ke aku. Dalam sekilap, aku menyambar Mansyar sehingga jatuh dari sebuah tangga, kita lanjut menjatuh ke sebuah ruangan besar. Dari jatuh sebesar itu, aku kagum bahwa makhotanya masih tidak apa-apa sehabis lepas dari pegangan Mansyar.
Pada ruangan, salah satu dindingnya runtuh ke suatu jurang. Saat selesai jatuh, kami membangkitkan badan kita sendiri dari lantai. Mansyar kelihatannya sudah lelah, inilah kesempatanku. Aku menghajarnya dengan seluruh hatiku, ketika Mansyar mau menusuk, aku menangkap tangannya dan melepaskan pisau. Dengan pisau itu, aku menusuk kakinya sehingga ia tidak bisa berdiri dengan benar lagi.
Di dinding, ada berisitirahatnya sebuah penjelajah sepertiku dengan lantera. Prihatin, aku mengambil lanteranya dan menggunakannya untuk menghajar Mansyar. Ketika lanteranya pecah, percikan kacanya menusuk kulit Mansyar dan olinya melumari seluruh badannya. Dekat pada jurang, aku mengambil pemantikku yang dikembalikan raja Yanma.
"Sepertinya api mencahayakan kamu juga.", seperti itu aku menyalakan pemantiknya dan melemparkannya ke Mansyar.
Sesaat apinya menyentuh Mansyar, seluruh badannya terbakar. Kulitnya mulai memanggang dan mengerut. Dalam panik, Mansyar jatuh ke jurang tadi. Jurangnya paling tidak 200 meter tinggi, dia tidak akan hidup dari itu.
Perpisahan
Seminggu kemudian, setelah bangsa kurcacinya selesai membuat kapal baru untuk perjalananku balik ke Indonesia, kami mengadakan upacara perpisahan. Pendekar yang ditembak masih hidup dan sedang dirawati. Di pantai, aku diberikan makanan dan minuman yang cukup selama perjalanan. Pada malamnya, sebelum berlayar balik, kita mengadakan upacara pemakaman untuk Kazmaral. Badannya dikremasi setelah diberkati oleh doaan-doaan masyarakat, dia adalah seorang pahlawan.
Dalam kenangannya, aku diberikan sebuah tombak upacara, sebagai penanda bahwa aku dianggap seorang pendekar bagi bangsa kurcaci. Aku juga diberikan sebuah ikat kepala bunga. Besok paginya, semua barang dan peralatan sudah disiapkan. Aku siap melayar balik ke Indonesia. Tetapi sebelum saya pergi, aku menanyakan raja,
"Yang mulia, anda harus tahu bahwa ketika aku kembali pulang, aku harus melaporkan penemuanku ke pemerintah."