Tiba-tiba, seorang pendekar masuk ke ruangan interogasi... si pemimpin pendekar. Ia memberitahukan sesuatu ke raja Yanma, bahasa kurcaci masih saya kurang mengerti. Raja Yanma tiba-tiba tampaknya terkejut.
"Kazmaral mengasitahuiku bahwa menurut intelnya kamu memang ada berusaha menghentikan kru kamu.", raja memberitakan. Raja Yanma tampaknya lega.
"Tetapi aku tidak bisa membebaskanmu saja atas kejahatan krumu. Aku butuh tolongmu mengembalikan hartaku. Antara harta-harta itu, ada sebuah makhota kaca yang diturunkan dari raja-raja sebelumku sebagai pusaka suci, aku mau engkau terutama mengembalikan itu.", ia menyuruhku.
Raja Yanma kemudian mengambilkan pisau kecil yang baru di asah, dan dia melumarinya dengan cairan kekuningan. Baunya menyengat dan memualkan, cairan itulah sebuah racun. Ia mendatangiku dengan pisaunya.
"Sebentar yang Mulia, saya akan tetap bersetia dan menolongmu mengembalikan harta-hartamu. Tetapi yang Mulia jangan membunuhku!", saya memohonnya.
"Aku memercayaimu, tetapi masyarakatku tidak.", raja Yanma melanjuti dengan menusuki dadaku dengan pisau beracunnya.
"Kamu akan mengembalikan makhota itu dalam sehari atau engkau akan mati. Jika berhasil, maka aku akan menyembuhkanmu dari racun.", ia menyuruh sebelum menarik pisaunya dari dadaku.
Sekarang, hidupku tergantung pada seutas benang.
"Dan inilah... pemantikmu. Jika bangsamu sebenarnya seburuk mereka, aku tidak mau berhubungan apapun denganya."
Pertengkaran
Aku sekarang berada di dalam hutan dengan pistol, dan sekelompok 5 pendekar kurcaci yang dipimpin oleh Kazmaral, pemimpin pendekar kurcaci. Aku telah melacak jejak kru aku selama 5 jam. Raja telah memberitakan bahwa kapalku telah di hancurkan supaya aku dan kru tidak melarikan diri, dan bahwa  pendekar-pendekar raja ada melukai beberapa pelaut dari kruku.
Sebagai penjelah, aku punya pengetahuan dalam melacak binatang maupun manusia terutama kalau mereka sedang berdarah. Jejaknya membawaku ke sebuah cahaya api unggun. Itu pasti artinya mereka sedang beristirahat, maka kita bisa menyerang secara tiba-tiba. Kita semua secara diam melilingi mereka dalam semak-semak.