Mohon tunggu...
Izza Madani
Izza Madani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister PPKn Universitas Negeri Yogyakarta

Izza Madani menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Universitas Syiah Kuala, dengan gelar S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan sekarang melanjutkan pendidikan S2 Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan di Universitas Negeri Yogyakarta. Selama masa perkuliahan, Izza Madani aktif terlibat dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan pengalaman organisasional yang beragam, Izza Madani siap untuk menghadapi tantangan di masa depan, baik dalam karir profesional maupun dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Politik dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Konflik

1 Januari 2025   17:17 Diperbarui: 1 Januari 2025   17:16 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Integrasi isu konflik lokal, seperti konflik agraria, konflik etnis, atau konflik berbasis sumber daya, ke dalam pembelajaran PKn merupakan tantangan tersendiri. Menurut Hadi & Bayu (2021). pembelajaran yang melibatkan isu-isu lokal sering kali membutuhkan sensitivitas budaya dan penguasaan materi yang mendalam oleh pendidik. Salah satu kendala utama adalah resistensi dari masyarakat atau sekolah yang khawatir bahwa diskusi mengenai konflik dapat memicu ketegangan. Selain itu, beberapa guru masih memiliki keterbatasan dalam mengolah isu konflik menjadi materi pembelajaran yang relevan dan netral.

Penelitian oleh Hadi dkk (2024) menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran berbasis konflik lokal lebih mampu memahami nilai-nilai toleransi dan resolusi konflik. Namun, keberhasilan ini bergantung pada dukungan kurikulum yang fleksibel dan pelatihan guru yang memadai. Guru harus dilatih untuk menggunakan pendekatan yang tidak hanya informatif tetapi juga transformatif, di mana siswa diajak untuk menganalisis, memahami, dan mencari solusi terhadap konflik tersebut.

  • Solusi dan Rekomendasi

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan sinergi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Pemerintah dapat menyediakan pelatihan berkelanjutan bagi guru PKn untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam mengintegrasikan isu-isu lokal ke dalam pembelajaran. Menurut Banks (2008), pendidikan multikultural yang inklusif dapat menjadi pendekatan yang efektif dalam mengatasi konflik dan membangun kohesi sosial. Selain itu, pengembangan bahan ajar yang berbasis lokal dan studi kasus aktual dapat membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran yang relevan dan menarik.

Kesimpulannya, implementasi PKn di Indonesia memerlukan penguatan kurikulum yang adaptif serta pemberdayaan guru untuk mampu menghadirkan pembelajaran berbasis isu lokal, termasuk konflik. Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi alat yang efektif dalam membangun masyarakat yang harmonis dan demokratis.

REFERENSI :

Almond, G. A., & Verba, S. (2015). The civic culture: Political attitudes and democracy in five nations.

Budiardjo, M. (2003). Dasar-dasar ilmu politik. Gramedia pustaka utama.

Bendianto, S., Armada, R., & Adon, M. J. (2024). Representasi Kebenaran (Verum) Dalam Dunia Politik di Indonesia: Usaha untuk Menciptakan Keadilan Sosial dalam Terang Immanuel Kant. Aggiornamento, 4(02), 1-13.

Cicilia, I., & Santoso, G. (2022). Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Upaya Membentuk Generasi Penerus Bangsa yang Berkarakter. Jurnal Pendidikan Transformatif, 1(3), 146-155.

Dahrendorf, R., Collins, R., & Further, S. (2006). Conflict and critical theories. Conflict and Critical Theories, 211-241.

Hadi, H., Suprapto, S., Djuita, W., & Muhtar, F. (2024). Mengintegrasikan Pendidikan Multikultural dalam Upaya Resolusi Konflik Etnis. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 9(1), 148-159.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun