“Hahahaha, Mas Rizky lucu sekali. Beneran gitu?”
“Eh, kok kamu malah ketawa, Far... Aku serius. Serius banget, Faar. Aku memang berencana sekolah lagi, tapi tidak sekarang. Mungkin tiga sampai empat tahun ke depan, setelah internship, aku baru mau sekolah lagi. Tiga-empat tahun di awal, aku mau berkeliling Indonesia gitu. Seru!”, jelasnya.
“Oh gitu.. Asyik juga Mas, sepertinya. Hehehe..”, responku singkat. Mungkin dia akan sebal mendengar responku ini.
“Kalau kamu, Far? Gimana?”
“Aku? Hehe.. Bingung! Bingung, Mas. Bingung bangeeet. Hahaha.”, jawabku aneh.
“Laaah, kok bingung. Harus punya impian, dong. Apaa gitu. Yang seru-seru!”, balasnya.
“Ya punya, Mas.. Punyaa. Tapi memang masih bingung. Hahaha..”, jawabku kian aneh.
“Yasudah.. Dipikirin dulu masak-masak ya Far.. Nanti kalau udah, aku diceritain ya, Far. Kali aja impian kita sama,”, godanya.
Aku semakin bingung dengan tingkahnya. Benar-benar hari ini dia-tidak-seperti-biasa. Aneh.
“Ohya Far.. Aku duluan ya.. Nggak kerasa,ya, udah nyampe depan asrama. Sampe ketemu besok, Far... assalamu’alaikum.”, dia melambaikan tangannya padaku.
Aku pun melambaikan tangan dan membalas salamnya.