-Rizky
Deg! Jantungku berdetak hebat. Mas Rizky.. benarkah ini Mas Rizky yang dua tahun lalu kujumpai di rumah sakit? Aku sudah tidak menyimpan nomornya karena ponsel lamaku rusak.
Wa’alaikumussalam.. Alhamdulillah sehat... Ini Mas Rizky Ahmad?, balasku cepat.
Ternyata itu memang benar dirinya. Mas Rizky yang dulu sempat kukagumi, namun perlahan kita berdua saling menjauh dengan sendiri. Percakapan demi percakapan mengalir begitu saja. Dia menceritakan kehidupannya sekarang, aku pun demikian. Dia menceritakan indahnya berpetualang di luar sana, aku hanya mengangguk-angguk gembira mendengarnya. Berharap kesempatan untuk seperti dirinya bisa kudapatkan juga.
Oh, ya, Far.. kira-kira kamu mau ndak, nemenin aku disini? , tanyanya.
Maksudnya nemenin, Mas?, balasku cepat. Kami beralih dari chat via sms ke BBM, dengan sigap kami sudah bertukaran pin.
Yaa, nemenin, Far. Nemenin aku selamanya. Nemenin aku kemana-mana. Dua tahun lalu aku ingin mengatakan ini, tapi nggak bisa, aku belum siap, dan kurasa kau juga masih punya banyak tanggungan. , jelasnya.
Spontan mataku berkaca-kaca. Yaa Robbii, seperti inikah indahnya penantian yang berkepanjangan itu? Rasanya tak jemu-jemu aku ingin mengucap syukur padaMu. Orang yang tepat, di saat yang tepat, pada moment yang tepat.
Tanpa ragu aku pun menjawab, Ya! Tentu saja!.
###
Keep spirit to achieve our dreams and hopes. All good things are worth waiting for, worth fighting for.