Mohon tunggu...
The Diary Of Daiva Kalyca
The Diary Of Daiva Kalyca Mohon Tunggu... -

Kalau suatu saat raga ini pergi, biarlah tulisan hidup abadi..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Our Story Begins

22 Juli 2014   03:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:38 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tersenyum lega melihatnya.

“Hehe, iya, Mas, alhamdulillah,”, jawabku.

“Mau kemana habis ini, Far? Pulang?”, tanyanya merdu.

“Iya, Mas. Ini mau pulang ke kost aja,”, jawabku jujur.

“Yuk, Far, jalan bareng keluar. Aku juga mau pulang ke asrama.”, ajaknya.

Deg! Tentu saja hal-hal seperti ini amat mengagetkanku. Apalagi sejujurnya aku sangat mengaguminya. Senang, tapi juga cemas bukan kepalang.

“Eh,uh..Iya mas, boleh.”

Kami pun berjalan bersama dari ruang ilmiah. Berjalan menyusuri bangsal demi bangsal, kanopi, hingga sampai di gerbang rumah sakit. Sepanjang perjalanan dia terus mengajakku bicara soal rumah sakit, dan aku hanya berani sekali-dua kali menatapnya.

“Far... aku boleh nanya sesuatu ndak?”, tiba-tiba Mas Rizky memperlambat langkahnya.

“Eh, iya, Mas.. Tanya apa ya?”, balasku.

“Tentang impian ke depan, gitu?”, tanyanya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun