“Oh, yang kemarin.. Hehe.. “, aku kikuk menjawab.
“Iya, yang kemarin. Masih ingat kan pertanyaannya?”, tanyanya lagi memperjelas.
“Hehe, masih Mas..”, aku ragu-ragu.
“Jadi? Gimana Far? Mau kemana habis koas?”, dia mempersempit pertanyaannya.
“Uhm.. aku... uhmmm.. Mungkin aku mau menikah, Mas.”, jawabku polos.
Aku perhatikan roman mukanya. Mendadak berubah. Dia nampak sedikit kaget dengan jawabanku.
“Wow, menikah Far? “, tanyanya meyakinkan jawabanku.
“Iya, Mas. In sha Allah.. “
“Jadi, tahun depan kamu mau menikah?”, tanyanya kembali. Segurat kecemasan tergambar dari ekspresi mukanya. Aku tak tahu apa sebabnya.
“Doakan saja ya, Mas.. In sha Allah..”, tegasku.
“Oh gitu.. Uhm.. Memangnya sudah ada calon, Far?”, dengan dia cemas bertanya.