Mohon tunggu...
The Diary Of Daiva Kalyca
The Diary Of Daiva Kalyca Mohon Tunggu... -

Kalau suatu saat raga ini pergi, biarlah tulisan hidup abadi..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Our Story Begins

22 Juli 2014   03:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:38 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Oh, ini Di, CHF “, jawabku.

“Sudah selesai kan? Aku boleh baca-baca sebentar? Biar nanti kalau dokter Aan datang , aku sudah paham dengan kasusmu.”, tanyanya.

“Oh boleh Di, silahkan aja. Aku udah selesai kok bacanya.”, aku menyodorkan laptop 14’’ ku padanya.

Kubiarkan Diana membaca slide presentasiku. Selama itu, aku membaca-baca materi dari Harrison pocket yang sudah kupersiapkan sebelumnya.

“Di, kalau ada yang salah-salah, bilang ya. Hehe.. Kalau mau ada yang ditanyakan juga boleh. Deg-degan nih, takut ditanya-tanya sama dokter Aan..”

“Santai Far... Nggak papa. Insha Allah bisa,dokter Aan baik kok..”

Aku pun melanjutkan bacaanku. Semalam, sambil mengerjakan slide, sebetulnya aku sudah membaca-baca. Namun karena agak panik, aku merasa pagi ini perlu membaca lagi. Kalau-kalau ada yang terlupa. Kalau-kalau ada yang belum sempat terbaca.

CHF atau Congestive Heart Failure adalah kegagalan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kegagalan ini bersifat kronis, artinya prosesnya terjadi selama beberapa tahun, sehingga menyebabkan komplikasi seperti bengkak di kedua tungkai, pembengkakan hati, maupun pembengkakan paru-paru.

Dan, saat asyik membaca materi, tiba-tiba dokter Aan datang membuka pintu diikuti beberapa seniorku di belakangnya. Mataku hanya terfokus pada satu orang saja : Mas Rizky. Kuperhatikan dia tersenyum ramah padaku sambil mengepalkan tangan kanannya : semangat!, bibirnya bergerak-gerak membisikkan kata itu.

Presentasiku pun berjalan lancar. Dokter Aan menanyakan beberapa pertanyaan saja, dan untungnya aku bisa menjawab semuanya. Tak banyak pertanyaan dari teman koas ataupun seniorku.

“Faar.. selamat yaaa, lolos juga presentasinya,”, Mas Rizky berkata lembut sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun