Mohon tunggu...
Heri Susanto
Heri Susanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Red Letter Day

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

CATATAN PANJANG AISHA

21 Desember 2012   19:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:14 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku langsung mempostkan surat itu dengan alamat yang tertera di surat sebelumnya. Semoga saja ia membacanya dan semua berjalan dengan baik. Entah lah terkadang aku bingung dengan jalan hidupku, dengan cerita yang penuh liku, dan tak tahu akan berujung dimana.

Kini aku kembali menjalani hari-hari dengan segenap pikiran dan jiwaku terfokus pada Tugas Akhirku. Aku sejenak seperti telah melupakan semua yang pernah terjadi sejak aku membalas surat itu. Aku tidak mau kosentrasiku terpecah dengan hal-hal yang tidak penting. Sejak itu pula tak ada kabar lagi darinya, mungkin dia juga memahami kondisiku. Ya dia...si pecinta dalam diam, yang aku tak tahu siapa.

Bulan telah berganti bulan, dan tanpa terasa gelar sarjanapun telah kuperoleh. Senangnya melihat ibu tersenyum dihadapanku. Aku mencium dan memeluknya dengan pakaian toga, dan kamipun mengabadikan dalam beberapa foto.

Sungguh saat-saat yang membahagiakan. Sesaat aku teringat dengan surat itu, namun.... tak kunjung ada kabar, hingga akupun berniat untuk melupakannya.

Kabar gembira lainnya juga belanjut, yaitu selang beberapa hari setelah aku diwisuda, aku mendapatkan pekerjaan. Lengkaplah sudah semua, betapa inginnya aku membahagiakan orang tersayang. Ibu, meski semua tak sebanding dengan apa yang telah ia berikan untuk ku selama ini.

”Aisha....ibu bangga padamu, kini tanpa sadar engkau telah dewasa, dan semoga engkau senantiasa diberi kemudahan oleh Allah dalm menjalani kehidupan ini”, kata ibu suatu ketika padaku.

”Tanpa ibu, aisha bukan siapa-siapa, ibu adalah penyemangat dan tumpuan hidup aisha”, itu jawabku, dan kamipun tersenyum bersama.

***

Di hari libur tepatnya minggu, aku menghabiskan waktu dirumah. Aku sibuk membaca koleksi buku-buku di kamarku. Sayup-sayup terdengar suara ibu yang sedang berbincang dengan orang, dan aku tidak terlalu perduli, karena aku berpikir itu adalah tamu biasa.

Tak lama kemudian derap langkah kaki ibu terdengar menuju kamarku, dan ibu langsung masuk dan duduk disebelahku. Matanya tampak bercahaya, tak ku mengerti itu ungkapan perasaan senag atau sedih. Kemudian ia berkata, ” Aisha... ada tamu untukmu”.

”Siapa bu”, aku menjawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun