Yang gak aku sangka, Ibu Baruku sudah menyiapkan air panas buat aku mandi bilas. Rupanya mbak-mbak itu udah pulang dari ngumpul-ngumpul sama teman kuliahnya.
Nggak cuma itu, selesai mandi dan ganti pakaian di kamarku sudah ada sup panas. Sup wortel, bakso, dan sosis-kentang. Lagi-lagi bikinan Ibu Baruku.
Aku makan sop di ruang tengah bersama mbak-mbak itu. Aku bilang terima kasih.
"Di rumah ini gak ada Televisi. Ayahmu gak mau ada tivi di rumah. Itu semua sejak Ahok kalah pilkada kemaren.
Eh, tapi sebenernya biar aku gak nonton FTV sih, kan kadang ada FTV yang skenarionya bikinan Ayahmu...." sambil makan sop Mbak-mbak itu membuka obrolan.
"Di rumah ini juga gak ada Mesin Cuci, jadi kalau mau nyuci pakai manual. Tenaga tangan. Mau mandi harus nimba dulu di sumur. Ini ide Ayahmu. Katanya pengin serba Jadul...."
Aku hanya mesem-mesem dengar ocehan Mbak-mbak itu. Ayahku datang. Dari kamar lalu gabung makan sop bersama.
Hmmm. Aku dan 'Keluarga Baruku'. Nanti aku juga akan ajukan pertanyaan kenapa Ayah memilih Ibu Baru yang ABG banget gini.
Dan malamnya saat aku tiduran dan Ayah masuk kamarku aku tanyain soal Ibu Baru.
"Maaf, Ayah mau nanya soal Istri Ayah. Kok, muda banget gitu? Tingginya aja kalah tinggi sama aku." tanyaku.
"Abisan, cuma dia sih satu-satunya yang mau sama Ayah...." jawab Ayahku enteng....
(bersambung dulu yah)