03.
Pacaran Sama Ayah
Liburan aku di Purwokerto adalah momen buat aku dekat kembali dengan Ayah. Walaupun malah kenyataannya aku mendapat kejutan dari Ayah. IBU BARU. Tepatnya Ibu Baru yang muda banget dan lebih tepat jadi kakakku.
Tibalah saatnya Ayah libur di hari Sabtu. Ayah mengajak aku jalan-jalan tetapi aku memberi syarat. Ayah berpenampilan selayaknya seorang Ayah usia jelang lima puluh. Tak boleh berdandan ala-ala ABG.
Karena pernah ya, kejadian Ayah yang sedang mendapat tugas liputan di Jogya, lalu aku bertemu di sebuah Mal, jalan-jalan di Malioboro, makan di Jogya Mal, keliling Keraton, dan ada teman sekolah aku melihat aku dan Ayah.
Aku dikira sedang PACARAN.
Ayah mengajak aku jalan-jalan tanpa mbak mbak-mbak itu. Sabtu kata dia ada persiapan Seminar bersama teman sekampus. Aku senang.. Berarti inilah kesempatan aku menggugat Ayah kenapa merid lagi dan tanpa memberitahuku.
Alih-alih jalan-jalan ke Mal, eh,... Ayah mengajak aku NAPAK TILAS. Aku diajaknya ke belakang Pasar Sangkal Putung, Sokaraja. Berhenti di sebuah gedung sekolah.
"Masih ingat Raia dulu pernah sekolah di SD ini. Lalu jika Ayah dapat Honor menulis kemudian Ayah ajak kamu dan teman-teman makan bakso di sebelah sekolah...."
Dan Ayah mengajak aku makan bakso di situ. Masih ada ternyata Warung Baksonya. Penjualnya sudah tua. Aku yang memang penyuka Bakso tak bisa menolak ajakan Ayah. Seperti Dejavu. Makan kembali berdua dengan Ayah di Warung Bakso....
Selesai makan bakso Ayah mengajak aku ke Perumahan Kalikidang.