Di era internet ini, memang peserta didik akan dapat dengan mudah mendapatkan ilmu, tentang apa saja yang ingin diketahuinya. Tanpa diajarkan oleh guru, sama sekali. Namun, mereka tetap membutuhkan arahan, bimbingan, dan pendampingan guru dalam mengakses dan memanfaatkan semua fasilitas tersebut.Â
Di sinilah perlunya, guru selalu update dan mengikuti perkembangan jaman. Karena, bagaimana bisa membimbing dan mengarahkan peserta didik, jika dia sendiri tidak paham dan awam sekali dengan teknologi dan perkembangan dunia digital saat ini.
Implementasi kurikulum merdeka
Tahun ajaran baru 2022/2023 menjadi titik start diterapkannya kurikulum merdeka belajar di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.Â
Dilansir dari detik.com, ada 62.955 sekolah sudah mendaftarkan diri sebagai peserta yang akan menerapkan kurikulum ini di sekolah mereka masing-masing.
Kurikulum merdeka belajar disinyalir sebagai solusi yang efektif dalam mengatasi kesenjangan pembelajaran antarwilayah dan antar kelompok sosial, yang diakibatkan oleh adanya krisis learning loss (hilangnya pembelajaran) akibat pandemi covid-19.
Direktorat Jenderal (Dirjen) GTK, Iwan Syahril mengungkapkan bahwa arah dari kebijakan kurikulum merdeka belajar memfokuskan perhatian pada materi esensial, struktur kurikulum yang lebih fleksibel, dan memberikan keleluasaan bagi guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
Sekolah tempat saya mengajar adalah salah satu sekolah yang mulai menerapkan kurikulum ini dalam pembelajaran, khusus bagi peserta didik baru yang duduk di kelas VII.Â
Ada beberapa pembinaan, workshop, dan pelatihan yang telah saya laksanakan, sebagai guru yang diberikan amanah untuk mengajar anak-anak bangsa ini.Â
Selain itu, kami juga diarahkan dan dihimbau untuk memanfaatkan platform merdeka mengajar untuk meningkatkan pemahaman, kompetensi, dan wawasan.
Ada beberapa hal yang saya catat sebagai intisari dari modul pertama platform merdeka mengajar. Salah satunya adalah bahwa guru harus terus mau belajar sepanjang hayat atau long life education. Hal ini sejalan dengan sebuah hadits tentang mencari ilmu, yang artinya, "Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat."