Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menelisik Jejak-Jejak Patriotisme dalam "Aku" Chairil Anwar

2 Agustus 2022   16:14 Diperbarui: 2 Agustus 2022   16:17 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Chairil Anwar |Tribunnews.com

Akhirnya, saya menenggelamkan diri dalam debu-debu buku perpustakaan, buku diary, dan kertas-kertas ide yang berserakan dalam pikiran. Puisi 'Aku' karya Chairil Anwar adalah teman dan sahabat di kala saya merasa bahwa tidak ada orang yang mau dan mampu mengerti diri ini. Saya luapkan kegalauan, keresahan jiwa, pemberontakan, dan rasa cinta yang muncul saat sekolah menengah itu dalam untaian-untaian puisi. Chairil Anwar adalah guru pertama yang mengajari saya menulis puisi. Dia telah sukses menjadi guru yang tak kasat mata, santai, dan tidak menggurui. 

Saya suka gaya dia saat memegang rokok di tangannya, terlihat sangat cool dan laki banget. Bahkan, dulu saya pernah berkhayal memiliki suami yang wajahnya seperti Chairil Anwar. Menurut pemikiran saya saat itu, laki-laki seperti inilah, yang akan mampu mengerti perempuan. Karena, dia berbicara melalui hati dan perasaannya. Laki-laki yang jago menulis puisi adalah laki-laki dengan jiwa yang bebas, pemikirannya kritis, dan halus serta lembut perasaannya.

'Aku adalah Aku'

Semua puisi karya Chairil Anwar saya suka. Tapi, puisi yang berjudul 'Aku' adalah satu-satunya karya yang membuat saya mampu bangkit dari keterpurukan saat itu. Ketika nilai-nilai ujian jelek, ada masalah dengan teman, dihina, dijelek-jelekkan, dan lain-lain. Maka, membaca puisi ini, saya tiba-tiba saja merasa bersemangat, termotivasi, dan optimis. 

Puisi ini juga telah berjasa membangkitkan rasa percaya diri saya. Bahwa, kalau sampai waktuku, maksudnya tiba waktunya untuk meraih prestasi dan kesuksesan. Maka, aku akan tetap fokus pada tujuan itu, tidak akan mudah tergoyahkan oleh rayuan, tangisan, dan apapun juga. Termasuk juga rayuan, hinaan, rengekan dari 'kau'. Kata kau di sini bisa dimaksudkan orang sebagai kekasih, musuh, kawan, dan lain-lain. Bisa juga halangan atau rintangan dalam kehidupan. Berikut adalah puisi berjudul 'Aku' saya yakin semua orang sudah tidak asing lagi dengan liriknya.

Aku 

Kalau sampai waktuku 

Ku mau tak seorang kan merayu 

Tidak juga kau 

Tak perlu sedu sedan itu 

Aku ini binatang jalang 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun