“Boleh berbicara sebentar,”
“Sure, ngobrol aja langsung pak,”
“Not here,”
This man is freak but I don’t know I think he is a good man.
“Sorry sir, I cant, see you next time,” aku berlaju meninggalkannya tanpa menoleh.
“Hey, my name is Thomas,” teriaknya saat aku berjalan tergesa-gesa bersama Ricky.
“Max, he said that his name is Thomas, what is that mean. You don’t know him,” Tanya Ricky.
“I don’t know, maybe he is a man from another space,” balasnya sambil tertawa.
**
Sunday, aku datang 10 pm. 60 menit lebih lama, dan aku tahu Harry sedikit kesal karena aku telat sejam. Aku langsung menghidupkan sound dan mengeluarkan gitar. Sebelum membawakan lagu pertama aku melihat lagi pria yang menyebut namanya Thomas duduk di meja yang sama seperti malam sebelumnya. Kali ini tatapannya sangat sayu dengan senyuman yang tulus. Kali ini aku benar-benar penasaran dan berencana akan berbicara kepadanya setelah aku selesai perform.
Masih pukul 11pm aku sudah melihat Thomas menuju pintu exit bersama wanita paruh baya. Ya, mereka seperti seumuran, mungkin itu istrinya. “Besok malam saja aku berbicara kepadanya,” ucapku dalam hati.