Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ilmy
Muhammad Irfan Ilmy Mohon Tunggu... -

saya adalah seorang mahasiswa di jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam FPIPS UPI Bandung. Suka nulis, ngeblog, ngaji qur'an, bertemu dengan orang-orang hebat. Impian saya pengen jadi dosen, pengusaha, penulis, punya pesantren tahfidz qur'an, punya anak soleh/solehah dan istri soleh. amin Irfan memposting tulisan-tulisannya di: Irfanilmy.tumblr.com, Irfanilmy.upi.edu, dan Ilmyirfan.wordpress.com Twitter, Ask.fm dan IG: @Irfanilmyah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Memantaskan Diri

21 Juli 2013   06:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:15 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Terima kasih Pak, semoga amal baik bapak diterima sebagai Amal shaleh di sisi Allah.Akang pun mencium tangan pak Jamal.”

“Pak Jamal pun terlihat senang telah memberikan uang nya pada Akang. Dia bilang bahwa mungkin ini jalan dari Allah mempertemukan Akang dengannya.”

“Beliau bertanya nama ke Akang dan Akang perkenalkan bahwa nama Akang adalah Ardi Mahardika padanya.”

“Pertemuan yang telah dirancang oleh-Nya. Sebuah pertemuan yang menjawab kegalauan di hati pada saat itu. Setelah pertemuan dengan pak Jamal, akhirnya Akang bisa bernafas lega. Hanya tinggal memikirkan uang semesteran saja. Akang pun yakin kalau rejeki untuk itu sudah di atur oleh Allah.” Tutur Ardi. Ia sedikit menghela nafas sambil menerawang mengingat kembali masa lalunya.

“Terus gimana lanjutannya Kang ? “ Tanya Sarah nggak sabar.

“Bentar atuhAkang mau minum dulu. Haus banget nih.” Ardi mengambil gelas berisi kopi di atas meja.

“Ah,,,nikmatnya kopi buatan isteriku ini.“

“Udah ah,,,,,Kang, lanjutin ceritanya !” pinta Sarah pada Ardi.

“Lanjutin nih ya……?”

Ardi kembali melanjutkan ceritanya.

Akang ini bisa digolongkan sebagai sosok muslim yang taat, yang (baca : sayang).Punten ya bukan maksud Akang sombong,, he he. Itu adalah salah satu keberhasilan orang tua Akang dalam mendidik Akang. Bapak, dulunya adalah guru ngaji, sehinggaAkang tumbuh dalam lingkungan Agama yang kental. Keyakinan pada Allah sudah dipelajari teorinya sejak dulu. Dan, saat beliau sudah tiada adalah saat untuk membuktikan teori itu. Dulu, keyakinan kepada-Nya diuji dengan kenyataan-kenyataan pahit dan tentunya kurang menyenangkan jika hanya dilihat dari mata lahir yang kotor. Padahal, itu adalah cara Allah untuk menjadikan seseorang semakin tinggi derajatnya di sisi-Nya. “

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun