Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ilmy
Muhammad Irfan Ilmy Mohon Tunggu... -

saya adalah seorang mahasiswa di jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam FPIPS UPI Bandung. Suka nulis, ngeblog, ngaji qur'an, bertemu dengan orang-orang hebat. Impian saya pengen jadi dosen, pengusaha, penulis, punya pesantren tahfidz qur'an, punya anak soleh/solehah dan istri soleh. amin Irfan memposting tulisan-tulisannya di: Irfanilmy.tumblr.com, Irfanilmy.upi.edu, dan Ilmyirfan.wordpress.com Twitter, Ask.fm dan IG: @Irfanilmyah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Memantaskan Diri

21 Juli 2013   06:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:15 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sebelumnya, Akang dinyatakan lulus seleksi masuk ke Perguruan Tinggi. UNPAD nama kampusnya. Salah satu kampus yang bergengsi di kota Bandung, bahkan Indonesia.  Akang dinyatakan diterima di jurusan Psikologi. Meski sehari- hari hanya makan nasi dengan krupuk atau paling mewah ikan asin, tapi kemampuan Akangdalam berpikir cukup brillian. Berani deh kalau di tandingkan sama anak orang kaya, tapi malas mah. “

“Hari itu, Jum’at tanggal 4 Agustus 2004 adalah hari terakhir daftar ulang mahasiswa baru. Ketika itu, Akang bingung bagaimana caranya agar bisa membayar uang masuk kuliah. Akang benar- benar tak punya uang. Hanya selembar uang Rp.100 ribu itu, dan itupun buat biaya hidup. Padahal uang masuk waktu itu sekitar 6 jutaan. Jumlah uang yang sangat besar bagi Akang”

“Tiba- tiba…” Permisi de, dari tadi saya lihat ade kebingungan dan sepertinya sedang menghadapi masalah yang besar. Kalau boleh saya tahu, ada apa ya de ? ” Sosok laki-laki 50 tahunan tiba-tiba menyapa Akang.”

“ “Ah, begini Pak…saya sebenarnya malu ngomongin ini, yang jelas saya butuh uang untuk bayar biaya masuk kuliah saya disini” Akang mencoba berterus terang.

“Hmmm. Kebetulan sekali. Saya sedang cari orang untuk saya beri bantuan. “

“Maksudnya, pak ? ” Tanya Akang dengan nada penasaran.

“Jadi, begini ceritanya. Saya ini sudah tua, mungkin sebentar lagi akan pulang. Diakhir hidup saya ini saya ingin bermanfaat bagi orang lain. Kebetulan saya punya kelebihan uang. Kemarin saya dengar ceramah salah seorang ustadz katanya salah satu amal yang tidak ada putus- putusnya dan terus ngalir meskipun udag meninggal adalah melakukan sodaqoh jariyah. Setelah mendengar itu saya jadi ingin melakukan hal tersebut. Ter…..”

“Maaf pak, saya motong pembicaraan Bapak, tadi Bapak menyebutkan mungkin sebentar lagi akan pulang, maksudnya ? ” Akang jadi makin penasaran.

“Jadi, saya itu kata dokter divonis hanya akan bertahan sekitar 3 bulan lagi. Saya mengidap penyakit Ginjal. Sudah sering saya menjalani perawatan di rumah sakit. Operasi pun pernah. Dan, terakhir sampai cuci darah. Capek rasanya. Dari dulu yang saya lakukan hanya bagaimana saya nyari uang buat keluarga. Shalat, zakat, puasa rasa-rasanya asing bagi saya. Bagi saya, perbuatan itu hanya mengambat kerja saya. Sekarang saya baru sadar kalau uang dan harta tidak akan bisa di bawa mati.” “

Akang pun mengangguk, Akang paham apa yang dikatakan oleh Bapak tua itu, namanya pak Jamal. Setelah Pak Jamal berdiskusi dan mendengarkan cerita tentang hidup Akang, ia semakin yakin kalau Akang mu ini adalah orang yang tepat untuk diberikan bantuan olehnya. Sebenarnya sempat Akang tolak tawarannya itu dengan halus. Namun, Pak Jamal meyakinkan kalau ia tulus ikhlas memberikannya. Akhirnya, Hati Akang pun luluh. Akang tak bisa berkutik, dan diterimalah niat baik Pak Jamal untuk membantu Akang.

“Ini, mungkin pertolongan Allah bagi hamba-Nya yang sungguh-sungguh. Terima kasih Ya Robb. Ini janji yang tak pernah diingkari-Nya.” Pikir Akang saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun