Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Mata Anakku Bukan untuk Status KKNmu: Dendam Sang Kukang

18 Mei 2024   11:08 Diperbarui: 18 Mei 2024   11:09 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dari 6 orang, hanya anda yang masih hidup,"tegasnya.

"Apa Pak?, teman-teman saya mati? Kok bisa? Berarti kantong mayat yang saya lihat di luar adalah teman-teman saya?" tanya Wina dengan histeris.

"Semua dalam kondisi terjerat tali. Kok anda bertanya seakan tidak tahu kejadiannya?" bentak polisi.

Wina merasa polisi menuduhnya sebagai pembunuh. Namun, percuma rasanya menjelaskan yang dia alami karena tidak akan ada yang percaya. Dia tak bisa berkata apa-apa lagi. Ketakutan tadi malam saja masih membuatnya trauma. Wina pun hanya pasrah ditanyai oleh polisi dengan pertanyaan yang susah dijelaskan.

Wina jadi teringat dukun yang pernah melarang membawa Silvi keluar dari kampung itu. Siapa Silvi sebenarnya menjadi misteri baginya.

Suara ketukan pintu dari luar terdengar. Wina menghadapkan muka pada seseorang yang hadir di hadapannya. 

Kedua polisi tampak masih saling berdiskusi satu sama lain.

"Silvi...," teriak Wina senang bercampur heran.

"Wina," timpal Silvi yang kemudian memeluknya.

Kedua wanita itu saling menangis. Para polisi malah menatap heran Wina.

"Maaf, Win. Aku tak sempat kasih kabar. Pas mau berangkat hiking bareng kalian, ada telepon mendadak. Nenekku di kampung meninggal jadi harus terbang ke kampung segera," jelas Silvi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun