Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Mata Anakku Bukan untuk Status KKNmu: Dendam Sang Kukang

18 Mei 2024   11:08 Diperbarui: 18 Mei 2024   11:09 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat berada di jembatan penyeberangan keluar desa, tiba-tiba Rino sudah tak kuat ingin buang air kecil. Mobil pun seketika berhenti. Dia turun dan mencari lokasi yang pas di balik pepohonan jati di seberang jembatan.

Tak lama, suara teriakan lelaki itu memanggil dengan keras.

"Wina....,"

Semua orang di dalam mobil bergegas keluar kecuali Silvi dan sopir. Wina tiba di sumber suara paling duluan. Dia melihat teman lelakinya sedang berdiri menatap sesosok mayat di hadapan mereka. Dia kaget melihat pakaian pada mayat itu sama persis seperti yang dikenakan oleh Silvi. 

Mayat yang mulai membusuk dan dalam keadaan telungkup itu pun dibalikkan saat Celsi tiba di lokasi. Benar saja, itu adalah wajah Silvi.

"Silvi, Silvi...," teriak Wina dan teman-temannya. Mereka berlari kembali ke mobil. Sopir terlihat seperti sedang mencari sesuatu di sekeliling.

"Pak, Silvi mana, Pak?" tanya Wina.

"Bapak juga gak tahu, Neng."

"Lho, kok gak tahu sih, Pak? Kan bapak tadi ama dia di mobil...."

"Itu dia, nih bapak juga lagi nyariin. Tadi dia masih terlihat tidur di belakang. Pas bapak lihat lagi orangnya gak ada," jelas si sopir.

Wina semakin bingung saja. Kalau mayat tadi adalah jenazah Silvi, lantas siapa wanita yang bersama mereka selama ini. Pertanyaan ini mengusik pikiran semuanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun