"I-tu ne-nek Bu-di dan A-ni," sahut istriku sambil menunjuk Bu Ningsih.Â
Ya, Bu Ningsih adalah mertuaku sekarang yang juga mantan guru SDku dulu.
Kami pun tertawa terbahak-bahak. Semua orang di sekitar kaget mendengarnya. Ruangan yang hening menjadi ramai. Hanya kami yang tahu kenapa kami tertawa. Bidan dan perawat hanya terheran-heran saja. Dua bayi kecilku juga melotot ke arahku sepertinya mereka setuju kuberi  nama Budi dan Ani.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!