Mohon tunggu...
Irfan Alifulmuna
Irfan Alifulmuna Mohon Tunggu... Musisi - SMK Syubbanul Wathon Tegalrejo magelang

Irfan Alifulmuna lahir di Kendal, 27 Agustus 2006. Saat ini sedang menempuh Pendidikan di SMK Syubbanul Wathon mendalami jurusan DKV. Selain aktif di ekstrakulikuler ESWE TV juga mendalami dunia kepenulisan dan dunia musik. Termasuk anggota NU TALLENT CAMP NASIONAL dan CASSTING FILM SANTRI sejak 2019 kategori Aktor cilik dan music junior. Pernah mengikuti workshop Perfilman selama 3 hari di Martha Tilaar, Puncak Bogor, Jawa Barat. Karya film pertamanya yaitu Film Pendek Anti Perundungan SMK SW (2021), Pernah menjadi Artist dalam soundtrack lagu Anak Indonesia – Nahdlatul Ulama (NU CHANNEL 2020), Aktor film pendek Anti Perundungan SMK SW (2021), film pendek My Flag – Merah Putih VS Radikalisme (NU CHANNEL 2020). Jejaknya bisa ditemui di Instagram @irfan.alifulmuna, email : irfanalif270806@gmail.com dan blog : https://irfanalifulmuna.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

God Scenario

10 Juli 2023   15:30 Diperbarui: 10 Juli 2023   15:31 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh: Irfan Alifulmuna

Di pagi yang cerah. Matahari terbit dari timur. Banyak sekali bunga cantik yang berwarna-warni. Kupu-kupu berterbangan kesana-kemari dengan indah. Suara burung berkicau terdengar merdu di telinga Raya. Gadis kecil berumur 8 tahun. Raya adalah gadis manis dan cerdas. Sekarang, gadis manis itu sedang berjalan-jalan di taman dekat perumahan bersama Mama tercintanya. Raya sangat senang bermain di taman. Senyum terukir di wajah polos gadis itu. Raya sangat menikmati bermain di taman ini.

Saat sedang bermain ayunan, Mama mendorong dari belakang. Namun, tiba-tiba Mama berhenti mendorong dan "BRUK", Mama terjatuh ke bawah. Raya terkejut melihat Mamanya sudah terbaring lemah tak berdaya. Mukanya sudah pucat. Mata Raya panas. Dada Raya bergemuruh. Rasa khawatir mulai muncul di hati Raya. Tidak biasanya Mama seperti itu. Tidak biasanya Mama tidur di tanah. Raya segera turun dari ayunan dan menghampiri mamanya. Raya menggoyang-goyangkan badan Mamanya. Menangis dan berteriak meminta pertolongan.

"Hiks....hiks....hiks....Ma....bangun Maa....Mama....TOLONG!!!.TOLONG!!!.Tolong Mama Aya.Hiks....hiks....hiks...."

Warga yang mendengar teriakan itu berasal dari Raya segera menghampirinya. Warga yang melihat Mama Raya sudah tidak berdaya lagi lalu menghubungi ambulan dan membawanya ke rumah sakit.

Di perjalanan menuju rumah sakit hanya ada suara sirine ambulan dan suara tangis Raya. Tidak perlu waktu lama. Mobil ambulan sudah berada di depan rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Mama Raya langsung dibawa menuju UGD. Raya menunggu Mamanya di depan ruangan itu. Salah satu warga yang tadi mengantar Mama Raya ke rumah sakit menanyai  Raya.

"Nak, bapak kamu dimana?".

"Papa Aya lagi cari uang". Jawab Raya masih menangis.

"Lha kamu hafal nomor bapak kamu gak?".

"Apal kok pak". Jawab Raya. Setelah Raya memberi tahu warga nomor Papanya.Warga segera menghubungi nomor Papanya Raya.

"Assalamualaikum pak"

"Waalaikum salam. Anda siapa ya?". Tanya Papa bingung.

"Pak, saya ini warga yang mengantar istri bapak ke rumah sakit". Jelas warga

"istri saya kenapa?". Tanya Papa. Dari nada bicaranya Papa terdengar khawatir.

"istri bapak ada di rumah sakit. Tadi dia pingsan di taman". Jelas warga singkat.

"Astagfirullah!. Terus anak saya gimana?". Papa kaget dan cemas.

"Tenang pak, anak bapak ada di sebelah saya. Tapi, dari tadi dia nangis terus".

"Alhamdulillah. Sebelumnya saya minta maaf. Pak, boleh enggak handphone bapak diberikan kepada anak saya. Saya ingin berbicara dengannya".

"Boleh kok pak. Sebentar". Kemudian, Warga itu memberikan handphonenya kepada Raya.

"Assalamualaikum,  Pa. Hiks...hiks...hiks...".

"Waalaikum salam Aya.  Jangan nangis.  Kalau Aya nangis,  Papa juga ikut sedih".

"Pa, Aya takut kalau Mama kenapa-napa. Dari tadi dokternya belum juga keluar. Papa pulang ya. Aya takut. Hiks...hiks...hiks..."

"Iya Aya Papa pulang, udah jangan nangis. Kan Aya anak kuat. Masak cengeng".

"Aya gak cengeng, ini Aya senyum. Tapi bener lho Pa, Papa pulang." Kata Raya sambil meghapus air matanya.

"Iya Aya Papa pulang. Sekarang handphonenya kasih ke bapak-bapak tadi.'

"Iya Pa. Assalamualaikum".

"Waalaikum salam". Setelah Raya sudah mendengar Papa menjawab salamnya. Raya lalu mengembalikan handphonenya ke warga tadi, dalam keadaan masih menyambung.

"Pak,saya boleh minta tolong sekali lagi". Pinta Papa.

"Boleh kok pak, minta tolong apa ya?".

"Nanti, bapak pergi kalau kalau dokter sudah keluar. Biar anak saya nungguin Mamanya aja. Soal istri saya biar nanti saya sendiri yang urus. Terima kasih banyak ya pak sudah membantu saya". Kata Papa

"Iya pak, sama-sama. Assalamualaikum".

"Waalaikum salam". Papa mengakhiri sambungan.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya dokter keluar dari ruangan itu. Ketika Raya melihat pintu terbuka. Raya lalu bergegas masuk ke ruangan menemui Mama dan langsung memeluknya. Mama membalas pelukan Raya dan mengusap lembut puncak kepalanya. Selesai menangis di pelukan Mama, Raya duduk di kursi dekat Mama. Tiba-tiba mata Raya terasa berat. Raya lalu menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan.  Lama-kelamaan mata raya terpejam.

Tenggorokkan Mama tiba-tiba terasa kering. Mama ingin mengambil air minum. Ketika Mama ingin beranjak dari kasur.Terasa ada yang memegangi tangannya.Mama menoleh ke tangan kanannya.Ternyata,malaikat kecilnya Raya sudah tertidur pulas sambil memegangi tangannya.Rasa haus Mama hilang.Digantikan dengan air mata yang turun membasahi pipi Mama.Dia merasa bersalah kepada Raya karena telah membuat dia kelelahan hingga tertidur pulas.

"Maafin Mama ya sayang, karena mama kamu jadi kecapekkan. Maaffin Mama kalau Mama belum bisa jadi mama yang baik buat Aya. Makasih malaikat kecilku. Mama sayang aya". Batin Mama dalam hati sambil mengelus lembut puncak kepala Raya.

Kiets....suara pintu terbuka. Mama menoleh ke arah pintu sambil menghapus air matanya dengan cepat. Di ambang pintu sudah ada Papa Raya dengan masih menggunakan seragamnya. Papa baru saja pulang dari Indonesia dan langsung menuju ke rumah sakit. Papa sangat khawatir dan cemas dengan keadaan Mama. Papa sangat mencintainya. Buktinya, rapat penting di Inggris ditinggalkannya. Jangan heran. Papa bisa pulang cepat karena papa memiliki pesawat pribadi. Papa pulang menggunakan pesawat itu. Papa bejalan menghampiri Mama.

"Assalamualaikum". Ucap Papa

"Waalaikum salam".  Jawab Mama sambil mencium punggung tangan Papa.

"Gimana?masih sakit?".Tanya Papa.

"Udah enggak kok Pa, Cuma pusing dikit aja".

"Yakin?".Tanya Papa memastikan .Mama hanya mengganggukkan kepala.mengiyakan ucapan Papa.

"Itu Aya?'.Tanya papa kepada Mama sambil menunjuk anak kecil di samping ranjang Mama.

"Iya pa,Raya kelihattannya capek banget".Kata Mama sambil menatap Raya sendu.

Papa berjalan ke arah Raya lalu mrnggendong Raya dengan hati-hati supaya tidak membangunkannya.Papa membawa Raya ke sofa dan menidurkannya di sofa itu.

Saat Mana dan Papa sedang mengobrol Raya terbangun dari tidurnya.Raya mengucek-ucek matanya.Tiba-tiba,terdengar suara krucuk....krucuk....krucuk....Mama dan Papa mendengar suara itu berasal dari Raya seketika tertawa.

Papa lalu mengajak Raya membeli makanan.Papa keluar dari ruangan Mama.Saat Papa keluar,Papa berpapasan dengan dokter.Dokter menyuruh Papa ke ruangannya,ada hal penting yang ingin disampaikan dokter.Papa mengikuti dokter dari belakang.Ketika sudah sampai di depan ruangan.Papa menyuruh Raya menunggu di kursi depan ruangan sambil bermain game MOBILE LEGEND di gedget papanya.Sedangkan Papa masuk ke dalam ruangan dokter.

"Ada apa ya dok?".Tanya papa.

"Saya ingin memberi tahu anda tentang kondisi istri anda".

"Istri saya kenapa dok".Tanya papa khawatir.

"Istri anda divonis kanker otak stadium 4".

"APA!!!.Gak mungkin dok,dokter bohongkan.Istri saya gak mungkin kangker".Papa menggebrak meja.Papa tidak menyangka kalau Mama terkena penyakit mematikan itu.Papa menyesal karena terlalu sibuk berkerja sampai tidak tahu penyakit yang diderita Mama.Tiba-tiba cairan bening turun membasahi pipi Papa.

"Maaffin Papa ya Ma,Papa terlalu sibuk cari uang sampai enggak tahu kalau Mama terkena penyakit mematikan".Batin Papa dalam hati.

"Sebenarnya,istri anda sudah menderita penyakit ini sejak 2 bulan yang lalu.Istri anda melarang saya memberitahu anda.Dia bilang nanti hanya akan memperburuk keadaan saja.Tapi,saya rasa sudah saatnya anda mengetahui hal ini".Jelas dokter.Sakit.Itu yang dirasakan Papa.Perih.Itu yang diberikan Mama kepada Papa.Tapi,Papa berusaha keras untuk tetap tegar.Papa menghapus air matanya.

"Terima kasih infonya dok,saya pamit dulu.Kasihan anak saya nungguin di luar sendirian"Kata Papa.

"Iya Pak".Papa keluar lalu mengajak Raya makan di restoran dekat rumah sakit.

Hari mulai gelap.Mama masih berada di rumah sakit.Mereka bertiga sedang mengobrol.Raya bosan.Dia hanya mendengarkan saja.Akhirnya Raya memutuskan untuk menonton televisi.Raya menonton film AWAS ADA SULE.Raya menonton film itu sambil tiduran dan berakhir dengan Sule,Makmur,dan Kanjeng Mami yang menonton Raya.Raya tertidur di sofa dekat televisi. Papa baru membicarakan tentang penyakit Mama ketika Raya sedang tidur.

"Ma,kenapa sih Mama enggak bilang sama Papa kalau Mama punya penyakit kanker.Kenapa Ma".Tanya Papa .Papa sedang duduk di samping ranjang Mama sambil memegang tangan kanan Mama.

"Mama bingung Pa.Mama bingung harus mulai cerita dari mana?.Mama takut ganggu Papa sama Raya Cuma karena penyakit ini.Mama takut nyusahin Papa dan Raya.Mama takut jauh dari Papa sama Raya.Mama takut kita enggak bisa ....".Mama tidak bisa meneruskan ucapannya.Tangis Mama pecah.Papa melepaskan tangan Mama.Mama menatap Papa dengan air mata berguguran .Papa berdiri lalu memeluk Mama yang masih menangis.

"Shut....udah.Jangan ngomong gitu lagi.Papa gak suka.Mama gak akan pergi.Mama akan tetap disini.Papa gak akan biarin Mama pergi.Papa akan cari cara supaya Mama bisa sembuh".Tenang Papa sambil mengelus puncak kepala Mama.Papa masih memeluk Mama.

Keesokkan harinya.Mama akan pulang ke rumah.Papa sudah melarang Mama.Tapi,Mama bersikeras ingin pulang ke rumah.Mama tidak ingin merepotkan siapa-siapa.Termasuk keluarga kecilnya itu.Sedangkan Raya,dimana gadis kecil itu?.Gadis kecil itu sedang berangkat ke sekolah.Menunaikan kewajibannya sebagai pelajar.

Saat perjalanan menuju rumah hanya ada keheningan di mobil itu.Papa fokus menyetir mobil sedangkan Mama hanya diam memandangi pemandangan.Tidak perlu waktu lama,mereka berdua sudah sampai di rumah.Sesampainya di rumah ,Mama dan Papa masuk ke kamar dan beristirahat.Mama tidur di kasur sedangkan Papa mandi.Setelah selesai mandi Papa mendapat telepon penting dari klien di Amerika.Ada urusan mendadak di sana.Sebenarnya,Papa tidak ingin pergi.Tapi,proyek ini sangat penting.Akhirnya,Papa membereskan barang-barang yang akan dibawa ke Amerika selama 2 minggu.

Ketika Mama membuka mata.Mama melihat Papa sedang merapikan barang-barang.

"Lho,Papa mau ke mana?".Tanya Mama bingung.

"Papa ada urusan mendadak di Amerika".

"O....ya udah".Jawab Mama murung.Papa yang menyadari perubahan raut wajah Mama.Langsung menghentikan aktivitasnya.Papa memandang Mama.

"Mama ikut Papa aja ya.Sekalian Mama bisa berobat di Amerika".Tawar Mama.

"Enggak usah pa.Mama disini aja sama Raya.Mama mau nemenin Raya".Mama berbohong.Sebenarnya,Mama masih ingin menghabiskan waktunya bersama keluarga kecilnya.

"Beneran?".Kata Papa meyakinkan.

"Iya Pa".Jawab Mama sambil tersenyum.Kemudian mereka berdua melnjutkan merapikan baju".

Raya pulang dari sekolah dan mengucapkamn salam.

"Assalamualaikum.Aya pulang".

"Waalaikum salam".Jawab Papa dan Mama bersamaan dari ruang keluarga.Mereka sudah selesai merapikan barang-barang yang akan di bawa ke Amerika.Mama dan Papa sedang menonton film Warkop DKI di TV.Raya menghampiri mereka di ruang keluarga.

"Ma,Pa.Tangan!".Kata Raya sambil menadahkan tangan.

"Buat apa?".Jawab Mama dan Papa bersamaan.Mereka berdua bingung.Tapi, mereka tetap mengulurkan tangannya.

"Salim".Raya tersenyum lalu mencium tangan Papa dan Mama.

"Bisa aja ya Aya".Papa mengacak gemas rambut Raya.

Saat sedang bercanda.Mama batuk-batuk lalu segera di tutupi dengan tangannya.Kemudian,saat Mama membuka tangannya ada darahnya.Mama terkejut.Mama tidak ingin Papa dan Raya khawatir.Dan akhirnya,Mama memutuskan untuk pergi ke kamar mandi.

"Bentar ya,Mama ke kamar mandi dulu"

"Iya Ma".Jawab Papa dan Raya bersamaan.Setelah berpamittan ,Mama lalu pergi ke kamar mandi.Meninggalkan Mama dan Raya.

"Aya,sini duduk di pangkuan Papa".Raya berjalan ke arah Papa lalu duduk di pangkuannya.

"Aya mau nggak bantuin Papa".

"Bantuin apa Pa?".Papa lalu membisiki Raya.Raya tersenyum dan mengangguk paham.

"SIAP PA!!!".Jawab Raya bersemangat.Raya berdiri lalu hormat kepada Papa.

Saat Papa dan Raya bercanda di ruang keluarga.Mama pergi ke kamar mandi.Di kamar mandi mama mimisan.Hidung Mama mengeluarkan darah banyak.Dua menit sudah berlalu dan darah baru mulai berhenti.Mama membasuh mukanya.Melihat dirinya di pantulan cermin.Mama sudah tidak seperti dulu lagi.Sekarang,badan Mama sudah lebih kurus.Mukanya pucat.Rambutnya mulai rontok-rontok.Mama takut kalau hidupnya sudah tidak lama lagi.Mama belum siap meninggalkan keluarga kecilnya.

Mama kembali ke ruang keluarga.Tidak ada siapa-siapa disana.Hanya ada televisi yang menyala.Di televisi itu menampilkan Dono.Kasino,dan Indro.Tapi,ada sesuatu di atas meja. Kertas.Ya itu kertas berisi tulisan.

TEMPAT YANG SERING DIGUNAKAN MAMA UNTUK BERISTIRAHAT

DICARI YA MA

PAPA DAN RAYA

Mama berpikir.Tempat yang digunakan Mama untuk beristirahat itu adalah kamar.Dengan langkah cepat mama menuju ke kamar.Di atas kasur ada sebuah kotak berwarna biru.Di atas kotak itu ada kertas lagi.Mama membaca kertas itu.

ADA BARANG BUAT MAMA.DI PAKAI YA MA.ITU KADO DARI PAPA SAMA RAYA

TEKA-TEKI SELANJUTNYA

PANJANG.TIDAK ADA PUTUSNYA.DILEWATI BANYAK ORANG.

Mama membuka kotak itu dan isinya dress selutut berwarna pink cerah.Mama tersenyum melihat dress itu.Sebenarnya apa yang direncanakan kedua orang itu.Kemudian,pandangan Mama teralihkan dengan teka-tekinya.Panjang?.Tidak ada putusnya?.Kira-kira apa ya?.Tali?.Tapi,tali bisa putus.Mama mengulang lagi kalimatnya dalam hati "panjang.Tidak ada putusnya.Dilewati banyak orang.".Apa jalan ya?.Mama segera berganti baju dan keluar rumah.Benar dugaan Mama,di tengah jalan ada botol berisikan kertas.Mama mengambil botol itu.Mama mengambil kertas yang ada di dalamnya.Mama membuka dan membacanya.

MA,INI TEKA --TEKI TERAKHIR.TEMPAT INI TEMPAT KESUKAAN RAYA.

DISINI BANYAK BUNGA DAN KUPU-KUPU

Taman. Di pikiran Mama pertama kali adalah taman. Mama berlari menuju taman dekat perumahan. Mama menoleh kesana-kemari. Tapi ,tidak ada siapa-siapa. Mama mulai lelah mencari. Akhirnya, Mama duduk di kursi putih dekat bunga-bunga. Tiba-tiba ada suara orang bernyanyi.

APA YANG KU BERIKAN UNTUK MAMA

UNTUK MAMA TERSAYANG

Raya keluar dari tempat persembunyiannya. Ternyata anak manis itu sedang bernyanyi.

TAK KU MILIKI SESUATU BERHARGA

UNTUK MAMA TERCINTA

HANYA INI KUNYANYIKAN

SENANDUNG DARI HATIKU UNTUK MAMA

HANYA SEBUAH LAGU SEDERHANA

LAGU CINTAKU UNTUK MAMA

"Happy Birthday Mama. Terus jadi Mama Raya yang apa adanya ya Ma" Kata Raya sambil merentangkan tangan dan tersenyum. Mama terharu. Air mata bahagia turun dari mata Mama. Mama berlutut lalu memeluk Raya dan menciumnya.

"Makasih sayang". Ucap Mama lirih.

Tiba-tiba, ada air yang turun ke bumi. Air itu turun perlahan-lahan membasahi tubuh Mama dan Raya. Raya tersenyum dan berkata.

"Ma...ujan Ma". Kata Raya sambil menadahkan tangan.

"Iya Aya sayang".

"Ma...Mama coba hitung. Berapa banyak air yang turun ke bumi". Pinta Raya.

"Ada banyak. Ribuan bahkan jutaan air yang turun ke bumi". Jelas Mama.

"O....gitu ya ma".

"Iya,emangnya kenapa?". Tanya Mama bingung.

"Ya....sebanyak itu rasa sayang Aya sama Mama. Sebanyak air yang turun ke bumi ini". Kata Raya sambil tersenyum manis.

Kemudian, Papa keluar dari tempat persembunyiannya dengan membawa payung dan kamera. Papa dari tadi sembunyi dan merekam semuanya. Papa lalu menyuruh Mama dan Raya pulang. Awalnya,Raya tidak mau diajak pulang. Tapi, karena Papa nanti harus berangkat ke Amerika. Dengan terpaksa Raya pulang ke rumah.

Seminggu telah berlalu , papa sudah berada di Amerika. Seminggu itu juga , Raya sudah jarang bermain bersama mama. Raya ingin seperti dulu lagi. Saat mama nya masih bermain bersama nya. Akhir-akhir ini mama aneh , mama tidak seperti biasa nya. Mama sering ke kamar mandi , mama sering keluar rumah , Raya merasa kesepian. Dia di rumah hanya di temani pembantu nya saja. Setiap hari , Raya hanya bermain dengan boneka nya saja. Raya ingin mama nya yang dulu.

***

Semakin lama , penyakit mama semakin parah. Rambut mama sudah banyak sekali yang rontok. Bahkan sekarang mama sudah tidak mempunyai rambut lagi. Mama pun sekarang sering batuk berdarah dan mimisan. Walaupun kondisi mama sudah sangat parah , mama tetap tidak ingin memperlihat kan nya kepada Raya. Mama masih ingin terlihat kuat di hadapan Raya. Mama tidak mau terlihat lemah. Rambut mama memang sudah botak , tapi setiap bertemu Raya mama sudah memakai wik rambut , yang sama dengan rambut asli nya. Terkadang mama meninggalkan Raya sendirian di rumah , mama keluar rumah untuk check up keadaan nya. Mama tidak memberi tahu siapa pun , termasuk papa.

***

Saat mama sedang ber santai di ruang tamu , Raya mengajak mama ke taman dekat perumahan nya. Raya rewel , dia menarik tangan mama nya.

"Ma , ayo ke taman! Udah lama aya nggak kesana , ayo ma!"

Ajak Raya sambil menarik-narik tangan mama nya. Mama hanya diam dan berpikir. Tidak mungkin mama pergi ke taman karena kondisi mama sedang tidak stabil. Apalagi hari ini sangat panas. Bisa-bisa saat bermain di taman , mama mimisan , batuk berdarah , bahkan bisa saja mama pingsan di taman. Akhirnya , mama memutuskan untuk tetap berada di rumah saja.

"Aya disini aja ya , main boneka sama bibi. Nanti mama beliin lagi boneka yang baru , yang bagus-bagus , apa aja deh mama beliin!" bujuk mama.

"Aya nggak mau main boneka! Aya mau ke taman!" Raya tetap kukuh. Dia tetap ingin pergi ke taman.

"Kamu ke taman sama bibi dulu ya , nanti mama susul"

"Nggak mau! Aya pergi nya mau sama mama , bukan sama bibi , aya mau kita kaya dulu ma, ke taman bareng , main bareng , Aya nggak butuh banyak boneka ma , yang Aya butuhin itu mama. Tapi , akhir-akhir ini mama sibuk terus sampai lupa sama Aya. Aya di rumah Cuma sama bibi , Aya benci mama! Aya mau ke taman sendiri aja" Raya berlali ke luar rumah , sambil menangis. Raya berlari menuju taman , dan di susul mama nya dari belakang. Dengan menahan pusing , mama tetap berlari. Mama meneriaki Raya. Raya tidak peduli dengan teriakan mama , dia tetap berlari kencang , meninggalkan mama nya.

Ketika Raya berada di tengah jalan , mama berteriak "Awas!!!" Raya baru memberhentikan langkah nya di tengah jalan raya. Raya melihat sekitar , ternyata ada mobil yang melaju ke arah nya. Raya panik , dia bingung. Dia ber jongkok sambil menutup mata dan telinga nya.

"Ya Allah , tolong Aya Ya Allah , Aya belum mau ke surga , Aya masih mau di bumi , Aya masih mau main di taman bareng mama , Aya janji nggak akan nakal lagi , Aya bakal jadi anak penurut , Aya nggak akan nyusahin mama lagi , Aya masih mau main bareng sama mama , Ya Allah , tolong Aya" kata Raya dengan mata terpejam. Kemudian terdengar suara BRUK!.

"Kok Aya nggak sakit ya? Terus tadi suara apa? Jangan-jangan Aya udah ada di surga , yaudah deh kalo Aya sudah sampai di surga , tapi , disurga ada Mama sama Papa nggak ya?.Aya mau liat surga ah.Kata Mama surga itu indah".Raya lalu membuka mata.Alangkah terkejutnya Raya .Ternyata,dia tidak berada di surga.Melainkan masih berada di jalan raya.Mata Raya terasa panas.Cairan bening turun dari mata Raya , membasahi pipi nya. Tangis Raya pecah , Raya menghampiri orang yang jarak nya , tidak jauh dari nya. Dia menggoyang-goyang kan badan nya. Tapi , orang itu tidak bergerak sama sekali , orang itu adalah mama. Kepala mama mengalirkan darah , baju nya yang tadi ber warna biru cerah, sekarang sudah berubah menjadi merah. Darah mengalir terus tanpa henti. Raya bingung , dia panik , dia berteriak meminta pertolongan. Seketika banyak orang yang mengumpul , melingkari Raya. Selang beberapa menit , terdengar suara sirine ambulan , dengan cepat , mama di gotong warga dan langsung di bawa ke rumah sakit terdekat.

***

Mama berlari mengejar Raya dari belakang , dia meneriaki nya. Badan mama mulai lemah , mama batuk-batuk dan ditutupi menggunakan tangan. Mama membuka tangan nya , darah. Mama batur berdarah , hidung mama mulai mengalir cairan ber warna merah. Mama menghiraukan kondisi nya. Mama tetap berlari menyusul Raya. Mama terkejut , ketika melihat dari kejauhan ada mobil yang melaju ke arah Raya. Mama berteriak dengan kencang , "Awas!!!" Raya tetap tidak menyingkir , gadis ituterlihat panik , dan akhir nya berjongkok. Sambil menutup mata dan telinga nya. Mobil itu semakin dekat ke arah Raya , tanpa pikir panjang , Raya langsung menuju ke tengah jalan , mama menutup mata , menelentangkan tangan , tersenyum dan berkata "Selamat tinggal Aya , mama sayang Aya" setelah mengucapkan kalimat itu , BRUK! Mama tertabrak mobil.

Sang sopir kaget langsung membanting setir , mobil itu berhenti , sang sopir ketakutan.Rasa kantuknya seketika hilang.Sopir itu ketakutan.Bulu kuduknya berdiri.Sang sopir yang melihat korban sudah tidak sadarkan diri.Darah segar mengalir di kepala korban.Dengan cepat sopir itu menyalakan mesin.Meninggalkan tempat itu sebelum anak kecil di dekat korban itu sadar akan keberadaannya.

***

Sesampainya di rumah sakit,Mama langsung dibawa ke ruang operasi.Mama mengalami pendarahan yang sangat banyak.Raya di luar hanya bisa menangis.Dia ditemani dengan suster di rumah sakit ini.Mereka duduk di depan ruang operasi.Raya menadahkan tangan dan berdoa.

"Ya Allah sembuhkanlah Mama Aya ya Allah,jangan ambil Mama Aya.Jangan bawa Mama Aya kesurga ya Allah,Aya masih mau mainan sama Mama.Hiks...hiks....hiks....nanti Aya main sama siapa kalau Mama pergi.Papa Aya kerja terus cari uang.Sekarang aja Papa masih kerja.Hiks....hiks....hiks....Aya nanti ketaman sama siapa?.Yang bikinin Aya sarapan siapa?.Yang nganter Aya ke sekolah siapa?.Ya Allah kabulkanlah doa Aya,Aya enggak mau kehilangan Mama.Amin".Doa Raya sambil menangis.

Sedangkan,di dalam ruangan Mama sedang di operasi.Mama mengalami pendarahan yang sangat banyak.Kepala Mama masih terus mengeluarkan darah,Mama membutuhkan darah golongan O.Tetapi,stok darah di rumah sakit ini sedang kosong.Salah satu harapan Mama adalah Raya.

Salah satu suster keluar dan memberitahu Raya kalau Mamanya membutuhkan darahnya.Raya menurut.Dia mau menyerahkan darahnya kepada Mama.Raya diambil darahnya sedikit lalu di cek.Saat di cek ternyata golongan darah Raya AB.Kondisi Mama mulai memburuk.Denyut jantungnya lemah.Raya melihat Mamanya dari jendela ruang operasi.Terlihat dari kaca jendela dokter mulai berhenti.Raya berlari ke arah pintu,Raya membuka pintu dan masuk kedalam"MAMA!!!".Teriak Raya.Gadis kecil itu terus-terusan memenggil nama Mamanya.Saat Raya ingin mendekat ke arah Mama.Tiba-tiba terdengar bunyi mesin EKG.Semua orang yang ada di ruangan melihat ke arah mesin EKG itu.Mesin itu menunjukkan garis lurus.Tuhan berkehendak lain.Mama sudah tidak bernyawa.Dokter menutup seluruh badan Mama.Raya berlari menuju Mama sambil menangis.Dia memeluk jenazah Mamanya.

"Maaaaa,bangun maaaaa hiks...hiks...hiks...jangan tinggalin Aya.Nanti Aya sama siapa Maaaaa....bangun Maaaa....bangun.Aya janji gak akan nakal lagi.Aya janji gak akan rewel lagi.Asalkan Mama bangun".Kata Raya menangis terisak,dia menyesal.

"Maaa...Ma..af..in Aya ya maa...".Kata Raya masih menangis.

Setelah itu,jenazah Mama dibawa pulang dan dimakamkan ke tempat peristirahattan terakhirnya. Saat berada di pemakaman , Raya hanya ditemani keluarga dekat dan warga sekitar. Papa tidak menghadiri acara pemakaman tersebut. Papa masih berada di Amerika. Dari tadi handphone papa tidak aktif.

Malam pun datang. Sepi , sunyi. Itu yang dirasakan Raya. Rumah besar ber lantai 2 ini , hanya berisi Raya dan asisten rumah tangga nya. Raya tiba-tiba teringat mama nya , bayangan akan mamanya, muncul di kepala Raya. Gambar itu terus berputar seperti kaset lama. Senyum mama , tawa mama , suara mama , bahkan tangisan mama. Raya merindukan itu semua. Air mata Raya , turun membasahi pipi. Raya mengelap air itu. Tapi, bukan nya berkurang,justru air itu semakin banyak. Raya melihat foto-foto nya dulu. Foto mama , papa dan Raya saat bersama.

Kiets... Tiba-tiba pontu kamar Raya terbuka. Menampilkan seorang pria paruh baya. Walaupun sudah terpaut umur , tapi orang itu masih tampan. Tatapan pria itu sendu , pria itu datang dengan baju yang kusut. Raya berlari ke arahnya, dan menangis di pelukannya. Pria itu membalas pelukan Raya. Pria itu adalah papa Raya. Papa Raya baru sja pulang , dari Amerika.

***

Tadi siang handphone papa mati. Papa baru membuka handphone nya pada sore hari, papa terkejut melihat notifikasi di handphone nya. Ada 64 panggilan tak terjawab , dan 36 pesan tak terbaca. Pesan itu berisi bahwa , mama sudah dibawa ke tempat peristirahatan terakhir. Setelah membaca pesan itu , tanpa pikir panjang , papa lalu berangkat ke bandara dan pulang ke Indonesia. Papa berharap bisa melihat mama untuk terakhir kali. Tapi papa terlambat , papa sampai di Indonesia , saat malam hari. Pemakaman sudah selesai tadi pukul 15.00. Gadis kecilnya, papa menuju lantai atas menemui gadis kecil nya. Gadis itu menangis sambil melihat foto. Papa tau , rasa sakit yang dirasakan Raya , papa juga merasakan nya. Rasa kehilangan , gadis itu menyadari keberadaan papa. Raya berlalri dan menangis di pelukan papa. Papa pun membalas pelukan Raya.

***

"Pa... mama... pa... mama udah ninggalin Aya , sama papa. Hiks... hiks... hiks..." Kata Raya sambil menangis.

"Udah ya... mama udah tenang disana"

"Tapi pa... Aya mau mama ada disini, ketawa bareng mama, main sama mama , Aya mau kaya dulu lagi. Aya belum siap kehilangan mama pa"

"Yaudah ya. Sekarang kan ada papa ,papa nggak akan ninggalin Aya sendirian" kata papa mengelus puncak kepala Raya.

Pintu terbuka. Bibi masuk ke dalam, memberikan amplop bertuliskan :

UNTUK MALAIKAT KECILKU. Bibi menyerahkan amplop itu , kepada Raya. Kemudian bibi keluar dari kamar.Raya membaca surat itu.

 Dear Aya...

Aya,ini surat dari Mama .Mungkin,Aya akan baca surat ini saat Mama udah enggak ada di samping Aya.Aya enggak boleh sedih.Aya enggak boleh nangis.Mama tahu ini berat buat Aya.Ini juga berat kok buat Mama.Nyembunyiin penyakit Mama.Maafin Mama.Mama enggak kasih tahu Aya.Karena Mamaenggak mau kelihatan lemah dihadapan Aya.Aya pasti lagi nangis.Ih,cengeng,hapus dulu air matanya.Udah,enggak usah mikirin Mama.Mama udah tenang disini.Kalau Aya mau ke taman.Aya enggak boleh sendirian.Aya harus ditemennin Papa kalau enggak bibi.Aya enggak boleh sendirian.Aya harus ditemennin Papa kalau enggak bibi.Aya enggak boleh nakal.Aya harus tetap ceria.Walaupun,Mama udah enggak disamping Aya.Aya harus tetap jadi Aya anaknya Mama.Mama selalu ada di sebelah Aya.Nemennin Aya.Kalau Aya kangen sama Mama Aya tinggal lihat foto-foto Mama sama Aya aja.Mama disini udah jadi bintang.Bintang yang paling terang.Jadi,kalau malam-malam Aya kangen Mama.Aya tinggal buka jendela dan lihat Mama dari jendela.Selalu bahagia ya sayang.Mama sayang Aya.

~Mama Aya~

Setelah membaca surat itu,setiap hari Raya selalu melihat bintang. Raya sebelum tidur selalu melihat mamanya dari jendela. Walau Mamanya sudah tidak berada di sampingnya. Tapi, Mama selalu ada di hati  Raya.

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun