"Ma...Mama coba hitung. Berapa banyak air yang turun ke bumi". Pinta Raya.
"Ada banyak. Ribuan bahkan jutaan air yang turun ke bumi". Jelas Mama.
"O....gitu ya ma".
"Iya,emangnya kenapa?". Tanya Mama bingung.
"Ya....sebanyak itu rasa sayang Aya sama Mama. Sebanyak air yang turun ke bumi ini". Kata Raya sambil tersenyum manis.
Kemudian, Papa keluar dari tempat persembunyiannya dengan membawa payung dan kamera. Papa dari tadi sembunyi dan merekam semuanya. Papa lalu menyuruh Mama dan Raya pulang. Awalnya,Raya tidak mau diajak pulang. Tapi, karena Papa nanti harus berangkat ke Amerika. Dengan terpaksa Raya pulang ke rumah.
Seminggu telah berlalu , papa sudah berada di Amerika. Seminggu itu juga , Raya sudah jarang bermain bersama mama. Raya ingin seperti dulu lagi. Saat mama nya masih bermain bersama nya. Akhir-akhir ini mama aneh , mama tidak seperti biasa nya. Mama sering ke kamar mandi , mama sering keluar rumah , Raya merasa kesepian. Dia di rumah hanya di temani pembantu nya saja. Setiap hari , Raya hanya bermain dengan boneka nya saja. Raya ingin mama nya yang dulu.
***
Semakin lama , penyakit mama semakin parah. Rambut mama sudah banyak sekali yang rontok. Bahkan sekarang mama sudah tidak mempunyai rambut lagi. Mama pun sekarang sering batuk berdarah dan mimisan. Walaupun kondisi mama sudah sangat parah , mama tetap tidak ingin memperlihat kan nya kepada Raya. Mama masih ingin terlihat kuat di hadapan Raya. Mama tidak mau terlihat lemah. Rambut mama memang sudah botak , tapi setiap bertemu Raya mama sudah memakai wik rambut , yang sama dengan rambut asli nya. Terkadang mama meninggalkan Raya sendirian di rumah , mama keluar rumah untuk check up keadaan nya. Mama tidak memberi tahu siapa pun , termasuk papa.
***
Saat mama sedang ber santai di ruang tamu , Raya mengajak mama ke taman dekat perumahan nya. Raya rewel , dia menarik tangan mama nya.