"Besok malem, jam delapan. Gimana?."
"Boleh banget Yo."
"Oke. Bener ya? Awas lo nggak dateng." kata Rio dan dibalas anggukan oleh Nadia.
"Yaudah gue cabut dulu ya. Bye"
***
DRRR! tiba-tiba handphonenya bergetar.
From: Rio
Ditunggu ya. Satu jam dari sekarang. See u nad.
Nadia tampak bersemangat setelah mendapat pesan dari Rio. Nadia langsung bergegas ke kamarnya. Nadia sibuk memilih pakaian. Ia terus menimbang-nimbang pakaian yang tepat untuk dipakainya. Nadia melihat dress berwarna kuning dengan hiasan bunga di bagian kiri, melihatnya dengan waktu yang agak lama lalu membuangnya asal. Lalu diambil lagi dress yang lain. Kali ini berwarna merah muda polos. Setelah lama dilihat, lagi, Nadia membuangnya asal.
"Duh.. yang mana ya.." pikir Nadia. Ketika sedang melihat-lihat pakaian untuk dipakainya, perhatian Nadia teralih. Pandangannya tertuju pada tumpukkan pakaian. Lalu Nadia mendapati sepasang baju dan celana berwarna ungu gelap polos berukuran lebih kecil dari ukurannya. Seketika, ingatan Nadia kembali pada kejadian delapan belas tahun silam. Ketika itu, malam yang sangat dingin dan sepi bersama seorang pria yang sekarang menjadi ayah tirinya. Dan saudari yang telah lama menghilang. Sepasang gadis kecil kembar tak identik dengan pakaian yang sama. Baju dan celana berwarna ungu yang kini warnanya mulai memudar. Nadia memeluk kuat baju tersebut. Ia tak akan pernah lupa kejadian itu. Nadia mengingat semua kenangannya bersama Nabilah.
Nabila.. kamu di mana? Aku kangen banget sama kamu,batin Nadia.