Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ki Dasim

16 Agustus 2024   17:23 Diperbarui: 16 Agustus 2024   19:10 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar oleh pixabay

"Iya, Mbah... saya akan bawa besok," ucap Katmijo.

"SEKARANG!!!" jari telunjuk Mbah Surip menekan seonggok menyan yang mengepul memenuhi ruangan sempit dan remang-remang itu.

Katmijo segera berlari keluar, ia meninggalkan beberapa helai rambut yang ingin diberikannya pada Mbah Surip. Katmijo lari pontang-panting. Mbah Surip melihat helaian rambut itu, ia segera mengambilnya, mengendus-endus rambut itu.

"Jangan Ki Dasim," perintah Mbah Surip.

"Bau rambut ini enak!"

"Mau kau apakan perempuan ini?"

"Aku nikahi, lalu aku ajak dia tinggal di alam lain."

"Terserah kau saja Dasim, tugas kau masih banyak, jangan terlena dengan perempuan itu." 

***

"Suminah" Suara Ki Dasim memanggilku. Aku segera menyiapkan diriku. "Aku akan membawamu pergi ke istanaku, kamu mau ikut, Suminah?"

"I-Iya, Ki," hanya itu kata yang aku tahu, entah mengapa lidahku kelu, aku tidak bisa menolak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun