Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Balada Sebuah Kejujuran

27 November 2023   08:08 Diperbarui: 27 November 2023   08:16 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Saya tidak minta uang, saya ingin bantu …” Pengemis tua itu menatapku. “Bapak kehilangan tas yang isinya laptop kan?”

Mataku terbelalak mendengar ucapan pengemis tua itu, “Bapak yang ambil laptop saya?” tuduhku.

“Bukan, saya hanya senang bantu orang, bapak mau saya bantu?”

Mendengar itu aku berada dipersimpangan antara mempercayainya atau tidak, “Bapak bisa bantu saya apa?”

Pengemis itu tersenyum, “Tunggu di sini, sebentar saja.” Ia pergi setelah mengatakan itu. Hari ini sangat tidak bersahabat denganku, mana mungkin seorang pengemis bisa mengembalikan tas yang berisi laptop.

Kulirik jam tangan pukul 10:50, sebaiknya aku beranjak dari sini sebelum persahabatanku dengan hari semakin berantakan. “Pak, apakah ini tas bapak,” suara dari pengemis tua yang tiba-tiba berdiri di hadapanku. Tas hitam itu memang mirip persis seperti tas yang kupunya, beserta jahitan di bagian kompartemen depan yang kutambal dengan bordiran kepala tengkorak.

“Ini tas saya,” teriakku.

“Apa lapotop ini punya bapak?” tanyanya sambil mengeluarkan isi dalam tas itu.

Laptop berwarna hitam sangat bagus sekali, terlihat seperti laptop gaming. “Bukan, itu bukan punya saya.”

“Tunggu di sini, jangan pergi, saya titip tas dengan laptopnya.” Pengemis itu segera pergi.

Selang beberapa menit ia sudah menunjukan batang hidungnya. “Nah, kalau yang ini punya bapak?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun